Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Catur, Pakdhe Joko, dan Tugas Ronda

1 Mei 2019   14:31 Diperbarui: 1 Mei 2019   14:46 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
memainkan buah catur | sciencemag.org

Keduanya diam, termenug-menung, dan berkonsentrasi pada buah catur di papan yang mereka hadapi. Segelas kopi hitam panas biasanya langsung terhidang begitu permainan dimulai, tapi hari itu absen. Entah kenapa Mbak Murwo -- si penjual lotek serta aneka makanan dan minuman di samping gardu ronda- hari itu ttidak berjualan.

*

Begitu asyiknya bermain catur hingga tidak tahu ada orang datang dan mengintip permainan mereka. Seperti dua pemain catur profesional, dua lelaki itu bahkan tak menoleh ketika dua pendatang terbatuk-batuk.Ya, siapa lagi yang datang kalau bukan Pak Edi Mur dan Mas Bejo.

"Alhamdulillah kalian muncul lagi. Pos ronda sepi tanpa dua orang pemain catur kawakan di sini. . . .!" komentar Pak Edi Mur seraya duduk berasal papan itu.

"Ada atau tidak ada pos ronda tetap sepi. Mereka hanya sesekali saja bicara. Selebihnya diam. . . .  hehehe!" sambung Mas Bejo masih dalam posisi berdiri di luar pagar pos ronda.

Pak Edi Mur mencolek Kang Murbani dan Wak Jafar, lalu mengacungkan jempol. "Inilah warga teladan kita. . .!"

"Teladan?"

"Ya, teladan. Pantas di tiru.. . .

"Wah, hebat dong. Dua orang pecatur jomblo dinobatkan menjadi teladan. . . .!" ucap Kang Murbani sambil menggerakkan benteng ke petak hitam. "Skak. . . .!"

Wak Ja'far tergagap. Tapi ia tertawa saja, sebab ia bisa ganti men-skak. 

Pak Edi Mur meneruskan ucapannya. "Kalau warga di sini seperti Kang Murbani dan Wak Ja'far semua tak perlu ada ribut-ribut soal beda pilihan presiden, beda pilihan partai dan beda pilihan caleg. Semua persoalan dapat diselesaikan di papan catur. Yang menang senang, yang kalah pun senang. Hobi tersalurkan. . . .!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun