Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memperbaiki Arah Kiblat, Salat dan Kehidupan

28 Mei 2017   01:44 Diperbarui: 28 Mei 2017   04:03 1289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lebih lanjut dijelaskan, peristiwa alam ini akan terjadi pada pukul 16.18 WIB atau 17.18 Wita. Momentum ini semestinya digunakan bagi umat Islam untuk memverifikasi kembali arah kiblatnya. Caranya adalah menyesuaikan arah kiblat dengan arah bayang-bayang benda pada saat Rashdul Qiblah.

Perbaikan tidak hanya perlu untuk memperbaiki letak sajadah di masjid (jadi tidak harus membongkar bangunan masjid), tetapi juga letak sajadah di rumah (untuk salat wajib-sunah bagi para isteri dan perempuan, serta salat sunah bagia parfa lelaki).

Terkait dengan imbauan memperbaiki arah kiblat itu, banyak masjid yang sudah melakukannya. Ketika singgah ke masjid dalam perjalanan dari Bandung ke Yogya saya melihat ada sejumlah masjid yang sudah menggeser letak sajadah sehingga tidak tepat sejajar menghadap tembok. Namun banyak juga yang tetap bertahan.

Saya pernah bertanya kepada ketua DKM sebuah masjid di Kecamatan Cepiring Kendal mengapa tidak memperbaiki arah kiblat, dijawabnya bahwa soal arah kiblat itu sudah ditentukan sejak awal pembangunan fisik masjid (belasan/puluhan tahun lalu). Bahkan lebih jauh ia mengatakan soal kiblat itu sangat tergantung pada keyakinan kita masing-masing.

Bahkan dalam sebuah ceramah di Bandung belum lama ini, seorang pimpinan pondok pesantren menyindir pengurus masjid yang harus menggeser-geser letak sajadah (mengakibatkan banyak ruang kosong) sehingga jumlah jamaah yang tertampung di dalam masjid berkurang.

Penutup
 Bukan hanya dalam salat, dalam semua bidang kehidupan pun seseorang harus mendapatkan ‘kiblat’ yang benar. Kiblat salat menjadi salah satu penentu sah-nya salat. ‘Kiblat’ dalam bidang kehidupan pun menentukan arah seseorang dalam berproses untuk menuju keberhasilan, baik keberhasilan menggapai dunia maupun akhirat.

Itu saja pemahaman saya sebagai awam terkait kiblat. Mohon maaf kurang dan salahnya. Semoga bermanfaat.***

Bandung, 28 Mei 2017

 Sumber
 Gambar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun