Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Penjaga Masjid (1)

14 Oktober 2016   01:05 Diperbarui: 14 Oktober 2016   16:05 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
menara tunggal masjid ampel surabaya

Setengah jam aku telungkup hingga dada sesak, dan batuk panjang mulai menerjang. Aku mencari air minum di meja kecil di samping bale-bale kayu. Tak kuperhatikan ternyata Pak Haji Marlan sudah menyorongkan gelas dengan air putih di dalamnya.

“Minumlah,  istigfar Pak Murowi. Setelah perasaan bapak lebih nyaman, saya tunggu di dalam masjid untuk meneruskan pembicaraan kita tadi. . . . .!” ucap Pak Haji Marlan setelah gelas kuterima dan kuteguk air di dalamnya. Ternyata benar, perasaanku menjadi lega dan lapang. Tangis tadi tentu sesuatu yang bermanfat untuk tidak menyesali masa lalu, sekaligus ingatan pada sunatullah bahwa segala sesuatu berubah, segala sesuatu ada batas akhirnya, segala sesuatu harus saling berpisah. . . .

Aku pasrah, dan tiba-tiba merasa bahwa putusan mereka sama sekali tidak salah. Aku saja yang terlalu curiga, terlalu gegabah dengan berprasangka buruk. (bersambung)

Bandung, 18 Februari – 14 Oktober 2016

Sumber gambar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun