Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(RoseRTC) Cerita Rindu Pram pada Yas

16 September 2016   10:34 Diperbarui: 17 September 2016   12:50 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami bertemu kembali setelah puluhan tahun berpisah. Tak terbayangkan waktu begitu cepat berlalu. Kami saling berjauhan memang sejak lulus SMA. Saya hanya tahu ia berkuliah di luar kota. Di ibukota provinsi lain, sekitar tiga ratus kilometer dari kampung halaman tempat kami tumbuh besama-sama sebagai remaja.

Pertemuan itu masih menyisakan rasa penasaran. Ucapan terakhir sebelum ia naik ke gerbong kereta api petang itu sebenarnya memberi harapan. “Kalau memang jodoh, kita pasti bertemu lagi . . . . . !” Namun harapan itu palsu.

***

Stasiun tua peninggalan Belanda itu penuh orang. Penumpang, pengantar, dan para pedagang bercampur sesak. Seperti pasar. Berdesakan dan riuh. Saya mengantar Yasnita sampai ke tempat duduknya. Pada deret ke tujuh, dekat jendela.  Sebuah koper kulit dan tas kain berisi aneka keperluannya saya taruh di tempat bagasi.

“Doakan aku lulus tes di sana . . . . . .!”

“Apakah aku harus berdoa yang mengharuskan kita saling berjauhan?” 

“Aku mengejar cita-cita. Sebuah perjuangan untuk kita!”  ucap Yasnita bersemangat.

“Aku tidak yakin kamu mampu setia!”

“Kalau aku di sini saja, kita bakal menjadi sepasang kekasih yang didera kebosanan... . . .!” ucapnya dengan hati-hati.

Penumpang terus bertambah. Ia diam, dan saya hanya memandanginya.

“Perpisahan ini sangat baik, sekurangnya kita dapat saling merindukan. Itu mengharuskan kita menulis surat setidaknya seminggu sekali. Bila rajin menulis, kita dapat mengumpulkannya menjadi buku. Judul bukumu mungkin: Cerita Rindu Pram pada Yas. Sedang bukuku: Cerita Rindu Yas pada Pram!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun