Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Pencak Silat Merpati Putih dan Soft Diplomacy Indonesia di New Caledonia

25 April 2016   22:18 Diperbarui: 26 April 2016   11:15 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demonstrasi Pencak Silat Beladiri Tangan Kosong (Betako) Merpati Putih dengan diiringi suara gending Jawa modern dilakukan seluruhnya oleh warga New Caledonia.  Pentas diawali dengan peragaan tata gerak jurus praktis. Kemudian peragaan menggunakan senjata tongkat, dan tata perkelahian bebas. Selain itu ditampilkan tata olah nafas untuk mengolah energi tubuh yang kemudian dipergunakan untuk pematahan benda-benda keras.  Para penonton juga diajak  untuk mencoba mempraktekkan  beberapa jurus dasar seni beladiri pencak silat yang berasal dari Yogyakarta ini.

Konjen RI Noumea, Widyarka Ryananta menyatakan : “Ini merupakan salah satu keberhasilan soft diplomacy   Indonesia di New Caledonia, karena mayoritas anggota Pencak Silat Merpati Putih yang berdemonstrasi bukan berasal dari keturunan Jawa melainkan dari komunitas lain. Karenanya KJRI Noumea akan terus memberikan dukungan agar pencak silat ini dapat lebih berkembang.”

Seorang pengunjung festival asal kota Koumac, Marie-Anne menyatakan keterampilan beladiri kelompok pencak silat Merpati Putih ini sangat menakjubkan, terutama kekuatan mereka untuk mematahkan balok beton dan besi pompa dragon. “Saya merinding dan takut kalau mereka cedera, tetapi nampaknya mereka sangat santai dan saya semakin kagum dengan keahlian mereka.” 

Ditemui setelah melakukan pertunjukkan, salah satu anggota pencak silat termuda, Christopher Petit, menyampaikan kelegaannya dapat menyelesaikan peragaan seni beladiri dengan baik. “Meskipun saya belum sekuat para senior lainnya, namun saya akan terus mendalami seni beladiri ini agar bisa terus naik tingkat,” ujar pemuda 18 tahun yang baru sembilan bulan bergabung dengan Merpati Putih.

Selain pembuatan omeleteyang digoreng dengan frying pan ukuran 4 meter, festival ini juga diisi dengan berbagai stand dan pertunjukan hiburan. KJRI Noumea berpartisipasi dalam festival ini dengan membuka stand informasi pariwisata. Penampilan seni budaya tari dan angklung Indonesia dilakukan oleh para diaspora muda Indonesia di New Caledonia.***

Sumber infomasi dan foto : Consulat Général de la République d’Indonésie  Nouméa

2, Rue Lamartine, Orphelinat -  98800 Noumea  -  Nouvelle-Caledonie

Tulisan sebelumnya :

diaspora-muslim-indonesia-di-kaledonia-baru-membawa-sikap-bertoleransi-sampai-jauh

ardy-panatte-penyanyi-terkenal-keturunan-jawa-di-new-caledonia

cinta-yang-menua-bab-iv-tiga-novel

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun