Claude Japel - pelatih Pencak Silat Merpati Putih- beraksi di NC
Pencak silat menjadi salah satu ciri dan kekayaan seni-budaya Indonesia. Dengan pencak silat pula –khususnya Pencak Silat Merpati Putih- sebuah soft diplomacy khususnya diplomasi budaya dapat terjalin baik. Dan hal itulah yang terasa benar manfaatnya bagi KJRI Noumea maupun diaspora Indonesia di wilayah seberang lautan Prancis di Pasifik Selatan, New Kaledonia.
Dalam Fête de la ville de Dumbéa – Omelette Géante atau Festival Omelete Raksasa -sebuah festival tahunan yang diselenggarakan Kota Praja Dumbea, New Caledonia, Prancis- pada Minggu (24/4/2016) ditampilkan demonstrasi pencak silat beladiri tangan kosong (Betako) Merpati Putih. Pencak silat ini menarik perhatian lebih dari enam ribu pengunjung festival meskipun harus menunggu demonstrasi yang dilakukan lewat tengah hari.
Daya Tarik, Tenaga Dalam
Pencak silat Merpati Putih mulai diperkenalkan di New Caledonia pada tahun 1990 oleh seorang WNI bernama Supinarno. Meski harus bersaing dengan banyak seni bela diri lain, pencak silat ini mampu bertahan. Supinarno kini lebih fokus menggeluti pekerjaannya sebagai pengusaha bus, namun perhatian dan dukungan untuk kemajuan pencaksilat Merpati Putih tidak pernah surut. Dalam perkembangannya, seni beladiri yang dibina KJRI Noumea ini menarik minat baik keturunan Indonesia maupun masyarakat New Caledonia pada umumnya.
Claude Japel, pelatih sekaligus pemimpin Beladiri Tangan Kosong (Betako) Merpati Putih Cabang New Caledonia, menyatakan sampai saat ini anggotanya berjumlah 200 orang. Dua tahun sekali, kelompok Pencak Silat ini membawa para peserta untuk mengikuti Pertemuan Keluarga Besar Merpati Putih sekaligus melaksanakan ujian kenaikan-tingkat di Parangkusumo Yogyakarta.
“Kami membuka kesempatan bagi masyarakat New Caledonia yang ingin mempelajari beladiri Indonesia ini. Pencak silat bukan hanya keterampilan pertahanan dan kekuatan, tetapi juga kesehatan jiwa. Baik juga untuk para wanita untuk membantu menjaga penampilan badan.”UngkapClaude Japel menambahkan
![3-571e339f9893739a0ba8517e.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/04/25/3-571e339f9893739a0ba8517e.jpg?t=o&v=770)
![1-571e330a2f9773820b723851.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/04/25/1-571e330a2f9773820b723851.jpg?t=o&v=770)
Salah satu daya tarik masyarakat pada bela diri ini yaitu keandalan tenaga-dalam yang diajarkan. Penggalian tenaga dalam membedakan dengan seni beladiri Jepang dan Korea Selatan serta dari berbagai negara lainnya.
Festival, Menakjubkan
Demonstrasi Pencak Silat Beladiri Tangan Kosong (Betako) Merpati Putih dengan diiringi suara gending Jawa modern dilakukan seluruhnya oleh warga New Caledonia. Pentas diawali dengan peragaan tata gerak jurus praktis. Kemudian peragaan menggunakan senjata tongkat, dan tata perkelahian bebas. Selain itu ditampilkan tata olah nafas untuk mengolah energi tubuh yang kemudian dipergunakan untuk pematahan benda-benda keras. Para penonton juga diajak untuk mencoba mempraktekkan beberapa jurus dasar seni beladiri pencak silat yang berasal dari Yogyakarta ini.
Konjen RI Noumea, Widyarka Ryananta menyatakan : “Ini merupakan salah satu keberhasilan soft diplomacy Indonesia di New Caledonia, karena mayoritas anggota Pencak Silat Merpati Putih yang berdemonstrasi bukan berasal dari keturunan Jawa melainkan dari komunitas lain. Karenanya KJRI Noumea akan terus memberikan dukungan agar pencak silat ini dapat lebih berkembang.”
Seorang pengunjung festival asal kota Koumac, Marie-Anne menyatakan keterampilan beladiri kelompok pencak silat Merpati Putih ini sangat menakjubkan, terutama kekuatan mereka untuk mematahkan balok beton dan besi pompa dragon. “Saya merinding dan takut kalau mereka cedera, tetapi nampaknya mereka sangat santai dan saya semakin kagum dengan keahlian mereka.”
Ditemui setelah melakukan pertunjukkan, salah satu anggota pencak silat termuda, Christopher Petit, menyampaikan kelegaannya dapat menyelesaikan peragaan seni beladiri dengan baik. “Meskipun saya belum sekuat para senior lainnya, namun saya akan terus mendalami seni beladiri ini agar bisa terus naik tingkat,” ujar pemuda 18 tahun yang baru sembilan bulan bergabung dengan Merpati Putih.
Selain pembuatan omeleteyang digoreng dengan frying pan ukuran 4 meter, festival ini juga diisi dengan berbagai stand dan pertunjukan hiburan. KJRI Noumea berpartisipasi dalam festival ini dengan membuka stand informasi pariwisata. Penampilan seni budaya tari dan angklung Indonesia dilakukan oleh para diaspora muda Indonesia di New Caledonia.***
Sumber infomasi dan foto : Consulat Général de la République d’Indonésie Nouméa
2, Rue Lamartine, Orphelinat - 98800 Noumea - Nouvelle-Caledonie
Tulisan sebelumnya :
diaspora-muslim-indonesia-di-kaledonia-baru-membawa-sikap-bertoleransi-sampai-jauh
ardy-panatte-penyanyi-terkenal-keturunan-jawa-di-new-caledonia
cinta-yang-menua-bab-iv-tiga-novel
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI