Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Pencak Silat Merpati Putih dan Soft Diplomacy Indonesia di New Caledonia

25 April 2016   22:18 Diperbarui: 26 April 2016   11:15 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Claude Japel - pelatih Pencak Silat Merpati Putih- beraksi di NC

Pencak silat menjadi salah satu ciri dan kekayaan seni-budaya Indonesia. Dengan pencak silat pula –khususnya Pencak Silat Merpati Putih- sebuah soft diplomacy  khususnya diplomasi budaya dapat terjalin baik. Dan hal itulah yang terasa benar manfaatnya bagi KJRI Noumea maupun  diaspora Indonesia di wilayah seberang lautan Prancis di Pasifik Selatan, New Kaledonia.

Dalam Fête de la ville de Dumbéa – Omelette Géante atau Festival Omelete Raksasa -sebuah festival tahunan yang diselenggarakan Kota Praja Dumbea, New Caledonia, Prancis- pada Minggu (24/4/2016) ditampilkan demonstrasi pencak silat beladiri tangan kosong (Betako) Merpati Putih. Pencak silat ini menarik perhatian lebih dari enam ribu pengunjung festival meskipun harus menunggu demonstrasi yang dilakukan lewat tengah hari.

Daya Tarik, Tenaga Dalam

Pencak silat Merpati Putih mulai diperkenalkan di New Caledonia pada tahun 1990 oleh seorang WNI bernama Supinarno. Meski harus bersaing dengan banyak seni bela diri lain, pencak silat ini mampu bertahan. Supinarno kini lebih fokus menggeluti pekerjaannya sebagai pengusaha bus, namun perhatian dan dukungan untuk kemajuan pencaksilat Merpati Putih tidak pernah surut. Dalam perkembangannya, seni beladiri yang dibina KJRI Noumea ini menarik minat baik keturunan Indonesia maupun masyarakat New Caledonia pada umumnya.

Claude Japel, pelatih sekaligus pemimpin Beladiri Tangan Kosong (Betako) Merpati Putih Cabang New Caledonia, menyatakan sampai saat ini anggotanya berjumlah 200 orang. Dua tahun sekali, kelompok Pencak Silat ini membawa para peserta untuk mengikuti Pertemuan Keluarga Besar Merpati Putih sekaligus melaksanakan ujian kenaikan-tingkat di Parangkusumo Yogyakarta.

“Kami membuka kesempatan bagi masyarakat New Caledonia yang ingin mempelajari beladiri Indonesia ini. Pencak silat bukan hanya keterampilan pertahanan dan kekuatan, tetapi juga kesehatan jiwa. Baik juga untuk para wanita untuk membantu menjaga penampilan badan.”UngkapClaude Japel menambahkan

3-571e339f9893739a0ba8517e.jpg
3-571e339f9893739a0ba8517e.jpg
Daya tarik pencak silat dan antusiasme pengunjung festival di NC

1-571e330a2f9773820b723851.jpg
1-571e330a2f9773820b723851.jpg
Demo Pencak Silat Merpati Putih di NC

Salah satu daya tarik masyarakat pada bela diri ini yaitu keandalan tenaga-dalam yang diajarkan. Penggalian tenaga dalam membedakan dengan seni beladiri Jepang dan Korea Selatan serta dari berbagai negara lainnya.

Festival, Menakjubkan

Demonstrasi Pencak Silat Beladiri Tangan Kosong (Betako) Merpati Putih dengan diiringi suara gending Jawa modern dilakukan seluruhnya oleh warga New Caledonia.  Pentas diawali dengan peragaan tata gerak jurus praktis. Kemudian peragaan menggunakan senjata tongkat, dan tata perkelahian bebas. Selain itu ditampilkan tata olah nafas untuk mengolah energi tubuh yang kemudian dipergunakan untuk pematahan benda-benda keras.  Para penonton juga diajak  untuk mencoba mempraktekkan  beberapa jurus dasar seni beladiri pencak silat yang berasal dari Yogyakarta ini.

Konjen RI Noumea, Widyarka Ryananta menyatakan : “Ini merupakan salah satu keberhasilan soft diplomacy   Indonesia di New Caledonia, karena mayoritas anggota Pencak Silat Merpati Putih yang berdemonstrasi bukan berasal dari keturunan Jawa melainkan dari komunitas lain. Karenanya KJRI Noumea akan terus memberikan dukungan agar pencak silat ini dapat lebih berkembang.”

Seorang pengunjung festival asal kota Koumac, Marie-Anne menyatakan keterampilan beladiri kelompok pencak silat Merpati Putih ini sangat menakjubkan, terutama kekuatan mereka untuk mematahkan balok beton dan besi pompa dragon. “Saya merinding dan takut kalau mereka cedera, tetapi nampaknya mereka sangat santai dan saya semakin kagum dengan keahlian mereka.” 

Ditemui setelah melakukan pertunjukkan, salah satu anggota pencak silat termuda, Christopher Petit, menyampaikan kelegaannya dapat menyelesaikan peragaan seni beladiri dengan baik. “Meskipun saya belum sekuat para senior lainnya, namun saya akan terus mendalami seni beladiri ini agar bisa terus naik tingkat,” ujar pemuda 18 tahun yang baru sembilan bulan bergabung dengan Merpati Putih.

Selain pembuatan omeleteyang digoreng dengan frying pan ukuran 4 meter, festival ini juga diisi dengan berbagai stand dan pertunjukan hiburan. KJRI Noumea berpartisipasi dalam festival ini dengan membuka stand informasi pariwisata. Penampilan seni budaya tari dan angklung Indonesia dilakukan oleh para diaspora muda Indonesia di New Caledonia.***

Sumber infomasi dan foto : Consulat Général de la République d’Indonésie  Nouméa

2, Rue Lamartine, Orphelinat -  98800 Noumea  -  Nouvelle-Caledonie

Tulisan sebelumnya :

diaspora-muslim-indonesia-di-kaledonia-baru-membawa-sikap-bertoleransi-sampai-jauh

ardy-panatte-penyanyi-terkenal-keturunan-jawa-di-new-caledonia

cinta-yang-menua-bab-iv-tiga-novel

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun