Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

(Novel FC)Cinta yang Menua # Bab I – Empat

21 Maret 2016   17:16 Diperbarui: 21 Maret 2016   23:28 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Ah, entah perasaan apa ini namanya. Tidak mudah diungkapkan, dan tidak mungkin. Saya yang tua, miskin, dan jauh dari kata gagah ini. . . .ahh, memang keterlaluan. Agaknya Tuhan sedang mempermainkan perasaan saya!”

“Sampai begitu ya? Mungkin perasaan sakit hati, putus-asa, atau justru mati rasa?” ujar Wasi dengan bercanda. Senyumnya sekilas saja melintas, namun cukuplah menghangatkan dada Arjo.

Tanpa memperhatikan lagi pada jawaban si tukang ojek sepeda onthel tua itu, Wasi coba menghubungi Mas Dayu Produser Bincang Jelata. Handphone yang biasa dipakainya tertinggal di rumah.  Untung ada serep. Tapi suara handphone di seberang sana tidak ada yang mengangkat. Mungkin alat komunikasi itu diletakannya di meja ruang kerja dan ditinggalkan ke tempat lain.

***

Di stasiun televisi Nayaka, Mas Dayu bingung. Semua kru make up, lightingman, audioman, switcherman, dan pengarah acara kebingungan harus mengambil jalan keluar bagaimana. Waktunya sudah sangat mepet. Tidak mungkin mengganti host, dan pasti juga tidak ada yang bersedia menggantikan karena waktu persiapan yang sangat pendek.

“Tidak biasanya Wasi datang terlambat begini. Kalaupun agak telat pasti sudah kasih tahu dulu. Wah, semua jadi kelimpungan. . . . . “ ujar Mas Dayu sambil berjalan ke sana kemari. Coba menghubungi lewat namun tidak da jawaban.  “Bagaimana nih, Pak Harmin. . . .?”

“Bingung juga ya. Semua pilihan sudah tidak mungkin lagi. . . !” jawab Pak Harmin yang bertindak selaku floor director. “Kebiasaan selama ini yang terlambat ‘kan narasumbernya. Ini malah terbalik. . . . .!”

“Tapi pasti ada alasan yang masuk akal akan perusahaan tidak mengambil tindakan tegas padanya. Ya, tapi minimal ia memberitahukan terlebih dahulu. . . . .!”

Pada detik-detik saat yang kritis itu tiba-tiba dari Divisi Pemberitaan diberitahukan tentang adanya sebuah breaking news untuk menyampaikan berita musibah. Ada sebuah helikopter TNI dengan tiga belas penumpang yang jatuh di lepas pantai pulau Papeta, dekat perbatasan dengan Negara tetangga.

“Acara Bincang Jelata digeser setengah jam lagi. Masih ada waktu untuk mengganti host. Hubungi Madewi untuk bersiap. Seperti biasa improvisasi sedikit tentang ketidak hadiran Wasi, lalu masuk ke materi. Teh Nuning tolong siapkan beberapa pertanyaan secara garis besar, biar nanti Madewi yang mengembangkannya. . . . .!” ucap Mas Dayu di tengah beberapa orang kru yang merubunginya di ruang produksi.

“Ohh, untunglah. Tamat kita semua kalau acara itu sampai batal gara-gara host-nya terlambat datang. . . . .!” ucap seorang Kamerawan,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun