Penutup
Adanya perbedaan dan kesamaan itu memunculkan usulan yang sedikit gila. Lakukan kalau ingin mengembalikan nama baik, untuk melepas atribut ‘buronan’, dan agar mendapatkan apreasi dari masyawakar luas, apa itu?
Usulannya apa: buatlah rencana, strategi, dan latihan kegiatan untuk saling meniadakan. Bagaimana caranya? Untuk para teroris alihkan arah terror kalian, bukankepada orang-orang tidak berdosa tetapi kepada  para koruptor saja. Teror mereka habis-habisan. Rampas dan habiskan kekayaan mereka untuk aneka kegiatan sosial dan keagamaan. Ini cara jitu menarik simpati setiap orang bahwa para teroris juga berhati mulia. Jangan lagi meneror orang selain mereka.
Cukup mereka saja. Di bumi pertiwi ini percayalah tak akan pernah kehabisan stok koruptor. Tikur berkepala manusia itu tampak bersliweran dimana-mana, kapan saja, Â dan pasti bisa siapa saja. Berhentilah menjadi teroris kalau kelak tidak ada lagi koruptor di negeri ini.
Sedangkan  untuk para koruptor,  selamatkan nyawa kalian dan keluarga dengan cara melepas semua jabatan dan profesi yang selama ini disalahgunakan menjadi sarana korupsi. Sembunyikan diri kalian baik-baik, dengan pergi sejauh-jauhnya. Kalauperlu tinggalkan semua harta-benda yang tidak halal itu. Sebab jika tidak, kalian akan mati menjadi korban keganasan para teroris. Dan jangan harap mayat kalian (kalau ditemukan) bakal dalam keadaan tersenyum!
Nah, bila kalian para teroris dan koruptor mau memenuhi imbauan ini, maka seketika status buronan akan dihapuskan. Kalian bisa lebih leluasa bertindak, bisa lebih cepat, akurat, dan efektif!
Dan pada suatu hari nanti, entah kapan, negeri ini akan terbebas dari para teroris dan koruptor. Tidak perlu ada Densus 88  dan KPK serta beberapa sejawatnya, tidak perlu ada pengadilan sesat dan pengacara yang menyesatkan, tidak perlu ada apa-apa yang lain. Pada saat itulah negeri ini akan mengalami kondisi yang sangat ideal, yang disebut dalam dunia pewayangan : rakyat adil-makmur ‘gema-ripah loh jinawi’, negara aman-sejahtera ‘tata-titi-tentrem- kerta raharja’. Insya Allah, kelak. . . .!
Bandung, 16 Januari 2016
Sumber gambar : bom-sarinah
Simak juga tulisan yang lain:
1.      den-bhaghoese-dan-rumah-sendiri