Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Rumah di Bibir Sungai

12 Januari 2016   00:17 Diperbarui: 15 Juni 2016   00:32 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

***

Anak Sungai Citarum itu tetap banjir, tetap mengangkut ribuan ton sampah dan segala barang yang dibuang warga kota. Termasuk pepohonan, perabotan rumah tangga, bahkan juga kasur busa dan sofa besar. Belum ada kesadaran bahwa perilaku itu membawa bencana lain yang lebih besar.

Dilain pihak karena terbiasa hidup dengan bencana, warga di bantaran sungai tidak cukup hirau untuk menyelamatkan diri. Itu juga yang dialami Mas Jalmolono yang kini setia menunggui di sepanjang bibir sungai dengan wajah kurus kehitaman dan selalu tertawa. Pakaiannya compang-camping kotor dan bau, rambut gimbal memanjang. Di sela suara tawa ia menyebut-nyebut nama istri dan ketiga anaknya.

Sejak kejadian berbagai usaha pencarian korban sudah dilakukan. Tapi hasilnya nihil. Agaknya Prapti memang sudah merencanakan untuk pergi jauh. Ia menyingkir ke seberang pulau di sebuah kota transmigran dengan ketiga anaknya. Ia hidup dengan seorang suami baru yang rajin bekerja, berperangai lemah-lembut, sayang pada anak dan istri, dan sholeh. Tidak berlebihan sebenarnya tuntutan seorang istri, tapi para suami suka abai.***

Bandung, 12 Januari 2016

Simak juga tulisan berikut:

  1. di-ujung-batas-saat-menyeberang-waktu
  2. lagu-romantis-bang-roma-perasaan-yang-berbeda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun