[caption caption="lukisan abstrak - tanpa judul"][/caption]
Sumber gambar: http://www.sothebys.com/en/auctions/ecatalogue/2014/impressionist-modern-art-evening-sale-l14006/lot.30.htm
--
Â
Kematian yang Sederhana
Â
Terserah kalian, mau dikuburkan di mana
Jasad tersia lelaki tua itu. atau dipajang saja
Di tengah kota, diantara patung-patung tembaga
Â
Entah siapa dia, tersungkur di rembang senja
Bertelajang dada:
pamer otot-otot sempurna
Â
Dan tepat diantara dua matanya:
Sebuah lubang menganga. Pasrah ia agaknya
Dalam kematian yang sederhana. Tapi mengapa?
Bandung, Desember 1993
--
Â
Di Ruang Tunggu
Â
Menjelang subuh, di ruang tunggu
Tak lagi ada yang perlu ditunggu
Kematian telah mencumbu. Di ruang lain
Kelahiran timbulkan kegaduhan, riang tangis bayi
Â
Waktu menyeret-nyeret langkah, di ruang tunggu
Sepasang suami-isteri renta tak tahu lagi:
Menunggu kelahiran cucu
Atau berharap, jalan kembali pada sepi
Bandung, April 2001
--
Â
Segenggam Tanah Hitam
(Untuk adikku Dragon Sudarsono Alm.)
Â
Segenggam tanah hitam untukmu. Sepotong hari
Menjerit. Semuanya menjadi masa lalu
Menjadi bagian dari kubur yang dalam
Â
Cemara itu, jalinan kabut, merunduk
Segenggam angin malam untukmu. Dari timbunan
Kenangan lusuh
Â
Teruslah merintih rinai gerimis. Tak mampu aku menghapusnya
Perpisahan itu hanya segaris kehidupan
Hanya segenggam kenangan: hati, yang luruh, letih
Bandung, Februari 2001
--
Dari buku puisi: Nyanyian Bocah (Januari 2002)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H