Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tiga Cerita Kematian, dari yang Sederhana Hingga Tanah Hitam # Puisi

10 September 2015   12:33 Diperbarui: 10 September 2015   13:37 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="lukisan abstrak - tanpa judul"][/caption]

Sumber gambar: http://www.sothebys.com/en/auctions/ecatalogue/2014/impressionist-modern-art-evening-sale-l14006/lot.30.htm

--

 

Kematian yang Sederhana

 

Terserah kalian, mau dikuburkan di mana

Jasad tersia lelaki tua itu. atau dipajang saja

Di tengah kota, diantara patung-patung tembaga

 

Entah siapa dia, tersungkur di rembang senja

Bertelajang dada:

pamer otot-otot sempurna

 

Dan tepat diantara dua matanya:

Sebuah lubang menganga. Pasrah ia agaknya

Dalam kematian yang sederhana. Tapi mengapa?

Bandung, Desember 1993

--

 

Di Ruang Tunggu

 

Menjelang subuh, di ruang tunggu

Tak lagi ada yang perlu ditunggu

Kematian telah mencumbu. Di ruang lain

Kelahiran timbulkan kegaduhan, riang tangis bayi

 

Waktu menyeret-nyeret langkah, di ruang tunggu

Sepasang suami-isteri renta tak tahu lagi:

Menunggu kelahiran cucu

Atau berharap, jalan kembali pada sepi

Bandung, April 2001

--

 

Segenggam Tanah Hitam

(Untuk adikku Dragon Sudarsono Alm.)

 

Segenggam tanah hitam untukmu. Sepotong hari

Menjerit. Semuanya menjadi masa lalu

Menjadi bagian dari kubur yang dalam

 

Cemara itu, jalinan kabut, merunduk

Segenggam angin malam untukmu. Dari timbunan

Kenangan lusuh

 

Teruslah merintih rinai gerimis. Tak mampu aku menghapusnya

Perpisahan itu hanya segaris kehidupan

Hanya segenggam kenangan: hati, yang luruh, letih

Bandung, Februari 2001

--

Dari buku puisi: Nyanyian Bocah (Januari 2002)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun