Mohon tunggu...
Sugiyanta Pancasari
Sugiyanta Pancasari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

"Cerita dan Catatan" Yang tak boleh menua, dilumat usia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pengantin Biru

19 Januari 2021   19:17 Diperbarui: 19 Januari 2021   19:27 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puisi Sugiyanta  Pancasari

aku setubuhi air matamu
dengan birahi yang terbelenggu
dan kulumat bibirmu yang membiru
dengan rindu yang telanjur beku

kita adalah pengantin yang murung
di atas ranjang yang berkabung
basah kelambu sedingin salju
gairahku terbakar jadi abu

setiap malam kita selalu terjaga
dengan telanjang kita mendaki petaka
tapi desahmu bukanlah keringat menggoda
melainkan rintih yang tertindih lara

kita bertemu kita bersatu kita tenggelam
dalam lautan bujuk rayu
kita dicekam kita ditikam kita terbenam
dalam lumpur nafsu

tak terlukis perih
meski jutaan mil kita titi yang telah kita pilih
tak terasa letih
walau ribuan luka menghunjam, terseok dan tertatih

dan, dengan mata terpejam
kita baca kelam, sejumput asa
akankah menjelma menjadi realita
atau sebatas jadi legenda

kita adalah pengantin yang murung
di tengah peradaban yang limbung

Jogja, 19 Januari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun