Oleh: Sugito Hadisastro
Simpuh kaki di tengah hening malam
leleh air mata pemujaan
lirih hati ke tepi samudera kesadaran
luruh daun meretak bumi Tegalrejo dingin
Pangeran,
Menegak kepala di depan congkak penjajah
Martabat bangsa nusantara bangkitlah
Kematian menjadi kesaksian indah
Pangeran,
Apimu masih berasap lidahnya meliuk-liuk diantara
puing busuk para penjilat
reruntuk pemupuk gairah nafsu
tunas-tunas lepas kandas
Pangeran,
Di 150 tahun sesudahmu
Kami perlu warisan keberanianmu
Kami rindu para ksatria memaknai sepak terjangmu
Kami rindu perjuanganmu tidak sekedar hiasan buku sejarah
melainkan ruh, api, air, tenaga
mengisi segenap ruang
memenuhi segenap waktu.
Batang, November 2016
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI