Mohon tunggu...
Teha Sugiyo
Teha Sugiyo Mohon Tunggu... Guru - mea culpa, mea maxima culpa

guru dan pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memilih yang Terbaik

9 November 2016   16:58 Diperbarui: 9 November 2016   17:06 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi: sesawi.net

Jika jurus-jurus itu tidak mempan, saya hanya dapat berlari dan bersimpuh dalam kecerewetan doa. Dalam doa saya dapat menumpahkan segala bentuk kesedihan, ketakutan, kekhawatiran, kecemasan, dan keragu-raguan dan segala perasaan yang menindih membebani hidup yang amburadul.

“Masukkan dalam kotak SFGTD (Something For God To Do), lalu ikhlaslah dalam iman”.

Masih ada satu lagi nasihat, “Biarlah waktu yang menjadi penyembuh abadi luka-luka itu...”

Kembali kepada pilihan, jika segala uneg-uneg kekecewaan, ketakutan, kekhawatiran dan segala beban itu sudah diungkapkan, pada saat itulah dibutuhkan kearifan untuk mengharapkan kekuatan dari Yang Maha Kuasa agar kita tetap mampu mensyukuri hasil atau dampak pilihan kita. Dengan demikian kita menjadi semakin dewasa dalam menjalani kehidupan yang pada hakikatnya memang merupakan proses memilih, memilih dan memilih, yaitu  memilih melakukan tindakan perbaikan terus-menerus.

Selamat memilih menjadi lebih baik dan lebih baik lagi...

Bandung, 8 November 2016.

Artikel yang ditanggapi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun