Jika jurus-jurus itu tidak mempan, saya hanya dapat berlari dan bersimpuh dalam kecerewetan doa. Dalam doa saya dapat menumpahkan segala bentuk kesedihan, ketakutan, kekhawatiran, kecemasan, dan keragu-raguan dan segala perasaan yang menindih membebani hidup yang amburadul.
“Masukkan dalam kotak SFGTD (Something For God To Do), lalu ikhlaslah dalam iman”.
Masih ada satu lagi nasihat, “Biarlah waktu yang menjadi penyembuh abadi luka-luka itu...”
Kembali kepada pilihan, jika segala uneg-uneg kekecewaan, ketakutan, kekhawatiran dan segala beban itu sudah diungkapkan, pada saat itulah dibutuhkan kearifan untuk mengharapkan kekuatan dari Yang Maha Kuasa agar kita tetap mampu mensyukuri hasil atau dampak pilihan kita. Dengan demikian kita menjadi semakin dewasa dalam menjalani kehidupan yang pada hakikatnya memang merupakan proses memilih, memilih dan memilih, yaitu memilih melakukan tindakan perbaikan terus-menerus.
Selamat memilih menjadi lebih baik dan lebih baik lagi...
Bandung, 8 November 2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H