Inilah kabar baik bagi segala makhluk:
Telah lahir bagimu sebuah negeri
dipimpin oleh Ratu Adil berwibawa dan berbudi
yang membuat orang kecingkrangan berjingkrak
yang membebaskan tawanan dan penindasan
yang mencelikkan mata orang buta
meretas belenggu kelu orang tuli dan bisu.
Datanglah utusan dari Nagari Sawiji
Sembah dan bakti berbungkus syukur
Membawa pesan bagi batur sakasur, sadapur,
Sasumur, salembur  dan  sagalur*)
Topeng-topeng kamuflase pencitraan tiada lagi
Semua kembali pada kesadaran hakiki
Para punggawa lebih tertib pada tatanan nagari
Hilangkan homini lupus kembangkan  zoon politikon
Setia pada prinsip meski paradigma berbeda
Demi jaya sejahteranya res-publica
Datang pula menghadap utusan Nagari Dwijaya
Menyampaikan sembah bakti syukur dan puji
Membawa pesan gemah ripah seantero negeri
Olah keras peras keringat banting tulang sepanjang siang
Berkah anugerah Sang Hyang Luhur
Negeri subur gembur adil makmur
Tiada lagi korupsi kolusi nepotisme dan manipulasi
Tak ditemukan papa nestapa hina dina
Semua tertawa bahagia oleh kelimpahan harta
Disusul utusan Nagari Trisuci Damarhati
Bersimpuh dalam sembah menggumam puji
Melapor kokoh kuatnya semayam hati nurani
Dalam kenikmatan saling berbagi
Secara seimbang menerima dan memberi      Â
Mengikis ego mengasah kepekaan dan perhatian
Menajam tanggung jawab bersama untuk menikmati
Hasil usaha yang telah didarmabakti
Utusan Nagari Catur Makmur bertutur
Ini dari nagari kami haturkan
Sembah dan bakti untuk Sri Maharaja Terpuji
Telah kami dengungkan etos dan mores
Untuk membungkus segala transaksi
Jual beli di seantero negeri
Dengan talenan keadilan dalam bagi hasil
Moralitas menang-menang dan saling menguntungkan
Keadilan dan niat baik bagi pihak terlibat.
Utusan dari  Nagari Panca Dahana berkata
Kami semua para sarjana yang sujana
Menjunjung tinggi nilai-nilai ilmu amaliah
Pengetahuan yang berkarakter
Eudaimoniayang membawa kebahagiaan
Untuk mengetahui bahwa kami tidak tahu
Bermula dari kesadaran diri
hidup di dunia hanya sementara
Waspadai jalan pintas peduli sesama
Berani mawas diri dan bertanggung jawab
Dari Nagari Sad Bersahaja
utusan membawa senampan pesan
Kami tetap menjunjung tinggi kemanusiaan
Dalam ilmu pengetahuan memanfaatkan temuan
Senjata pemusnah untuk mencegah bencana
Menggalang tanggung jawab
Melestari nilai-nilai manusiawi
Demi kelangsungan dan kejayaan negeri
Menjaga lingkungan menghargai sesama
Mematri toleransi
Dari Nagari Sapta Dutabahagia dilaporkan
Telah tercipta masyarakat damai dalam keberagaman
Setia dalam iman harapan dan cinta
Mempersembahkan korban penyangkalan diri
Demi bahagia abadi yang diperjuangkan sepanjang hari
berbagi kasih dan kepedulian tanpa sekat kemanusiaan
Kami  percaya bahwa tujuan hidup untuk mencari kebahagiaan.
Yang jelas apakah kita percaya pada agama atau tidak,
apakah kita percaya pada agama ini atau agama itu,
kita semua mencari sesuatu yang lebih baik dalam hidup .
Jadi hidup kita sangat digerakkan untuk mencapai kebahagiaan**).
Catatan dan Glosari
Puisi ini terinspirasi dari 7 Dosa Sosial Mahatma Gandhi : politik tanpa prinsip, kekayaan tanpa kerja, kenikmatan tanpa nurani, bisnis tanpa moral, pengetahuan tanpa karakter,  ilmu pengetahuan tanpa kemanusiaan, ibadat tanpa pengorbanan.
Zoon politikon: istilah Aristoteles untuk makhluk sosial
Homini lupus : istilah Thomas Hobbes utk manusia menjadi serigala bagi sesamanya
Res-publica : republik, negara
Etos : sikap, budaya, nilai.
Mores : adat istiadat yang mengandung hukum susila, moral.
Eudaimonia : konsep Aristoteles tentang hidup yang dijalani dengan baik, akan berbuah kebijaksanaan.
*) batur sakasur sadapur, sasumur, salembur, sagalur : sesama saudara serumah, tetangga, sedesa, senegara.
**) Dalai Lama dalam The Art of Happiness in Trouble World.
Karya ini diikutsertakan dalam rangka mengikuti event bulan kemerdekaan RTCÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H