Mohon tunggu...
Teha Sugiyo
Teha Sugiyo Mohon Tunggu... Guru - mea culpa, mea maxima culpa

guru dan pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Bulan Kemerdekaan RTC] Indonesia Emas

18 Agustus 2016   00:37 Diperbarui: 18 Agustus 2016   01:04 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inilah kabar baik bagi segala makhluk:

Telah lahir bagimu sebuah negeri

dipimpin oleh Ratu Adil berwibawa dan berbudi

yang membuat orang kecingkrangan berjingkrak

yang membebaskan tawanan dan penindasan

yang mencelikkan mata orang buta

meretas belenggu kelu orang tuli dan bisu.

Datanglah utusan dari Nagari Sawiji

Sembah dan bakti berbungkus syukur

Membawa pesan bagi batur sakasur, sadapur,

Sasumur, salembur  dan  sagalur*)

Topeng-topeng kamuflase pencitraan tiada lagi

Semua kembali pada kesadaran hakiki

Para punggawa lebih tertib pada tatanan nagari

Hilangkan homini lupus kembangkan  zoon politikon

Setia pada prinsip meski paradigma berbeda

Demi jaya sejahteranya res-publica

Datang pula menghadap utusan Nagari Dwijaya

Menyampaikan sembah bakti syukur dan puji

Membawa pesan gemah ripah seantero negeri

Olah keras peras keringat banting tulang sepanjang siang

Berkah anugerah Sang Hyang Luhur

Negeri subur gembur adil makmur

Tiada lagi korupsi kolusi nepotisme dan manipulasi

Tak ditemukan papa nestapa hina dina

Semua tertawa bahagia oleh kelimpahan harta

Disusul utusan Nagari Trisuci Damarhati

Bersimpuh dalam sembah menggumam puji

Melapor kokoh kuatnya semayam hati nurani

Dalam kenikmatan saling berbagi

Secara seimbang menerima dan memberi            

Mengikis ego mengasah kepekaan dan perhatian

Menajam tanggung jawab bersama untuk menikmati

Hasil usaha yang telah didarmabakti

Utusan Nagari Catur Makmur bertutur

Ini dari nagari kami haturkan

Sembah dan bakti untuk Sri Maharaja Terpuji

Telah kami dengungkan etos dan mores

Untuk membungkus segala transaksi

Jual beli di seantero negeri

Dengan talenan keadilan dalam bagi hasil

Moralitas menang-menang dan saling menguntungkan

Keadilan dan niat baik bagi pihak terlibat.

Utusan dari  Nagari Panca Dahana berkata

Kami semua para sarjana yang sujana

Menjunjung tinggi nilai-nilai ilmu amaliah

Pengetahuan yang berkarakter

Eudaimoniayang membawa kebahagiaan

Untuk mengetahui bahwa kami tidak tahu

Bermula dari kesadaran diri

hidup di dunia hanya sementara

Waspadai jalan pintas peduli sesama

Berani mawas diri dan bertanggung jawab

Dari Nagari Sad Bersahaja

utusan membawa senampan pesan

Kami tetap menjunjung tinggi kemanusiaan

Dalam ilmu pengetahuan memanfaatkan temuan

Senjata pemusnah untuk mencegah bencana

Menggalang tanggung jawab

Melestari nilai-nilai manusiawi

Demi kelangsungan dan kejayaan negeri

Menjaga lingkungan menghargai sesama

Mematri toleransi

Dari Nagari Sapta Dutabahagia dilaporkan

Telah tercipta masyarakat damai dalam keberagaman

Setia dalam iman harapan dan cinta

Mempersembahkan korban penyangkalan diri

Demi bahagia abadi yang diperjuangkan sepanjang hari

berbagi kasih dan kepedulian tanpa sekat kemanusiaan

Kami  percaya bahwa tujuan hidup untuk mencari kebahagiaan.

Yang jelas apakah kita percaya pada agama atau tidak,

apakah kita percaya pada agama ini atau agama itu,

kita semua mencari sesuatu yang lebih baik dalam hidup .

Jadi hidup kita sangat digerakkan untuk mencapai kebahagiaan**).

Catatan dan Glosari

Puisi ini terinspirasi dari 7 Dosa Sosial  Mahatma Gandhi : politik tanpa prinsip, kekayaan tanpa kerja, kenikmatan tanpa nurani, bisnis tanpa moral, pengetahuan tanpa karakter,  ilmu pengetahuan tanpa kemanusiaan, ibadat tanpa pengorbanan.

Zoon politikon: istilah Aristoteles untuk makhluk sosial

Homini lupus : istilah Thomas Hobbes utk manusia menjadi serigala bagi sesamanya

Res-publica : republik, negara

Etos : sikap, budaya, nilai.

Mores : adat istiadat yang mengandung hukum susila, moral.

Eudaimonia : konsep Aristoteles tentang hidup yang dijalani dengan baik, akan berbuah kebijaksanaan.

*) batur sakasur sadapur, sasumur, salembur, sagalur : sesama saudara serumah, tetangga, sedesa, senegara.

**) Dalai Lama dalam The Art of Happiness in Trouble World.

Karya ini diikutsertakan dalam rangka mengikuti event bulan kemerdekaan RTC 

RTC
RTC

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun