[caption caption="sumber: : http://www.duniainter.net/wp-content/uploads/2013/09/Gambar-Lucu-6.jpg"][/caption]
(Humor) SASTRO Dekil Jualan Jamu (15k, 20s, 100j)
Sastro Dekil ketanggor batu. Sejak bekerja sebagai office boy (OB) di sebuah perusahaan milik seorang bos yang super duper bawel ketewel, dia sering geleng-geleng kepala. Bos yang satu ini mulutnya comberan, eh salah ding, ngomongnya suka kayak comberan. Abis dikit-dikit bilang “taikebo, taikebo”. Kan itu cocoknya di comberan, omel Dekil. Bos taikebo ini, nah lho, bener kan, juga suka main potong saja, kalau tidak dituruti keinginannya. Bulan lalu ia motong gaji seenaknya, gara-gara Sastro Dekil salah menyediakan kopi, padahal yang diminta teh. Pernah bos motong celananya gara-gara Dekil telat 3 menit saat dipanggil menghadap. “Awas lho, kalo kamu bikin salah lagi, tak potong empritmu!” ancam bos.
“Hwalah, gawat nih,” batin Dekil. Makanya dia lebih hati-hati kini. Yang penting tidak bikin salah, supaya tidak kena hukuman.
Yang lebih gila, bosnya suka minta dihibur dengan tebak-tebakan atau kisah-kisah aneh yang harus bisa bikin bosnya cekikikan, riang-gembira, suka-suka, ketawa-ketiwi bin senang-senang. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, maka Sastro Dekil harus tahu banyak hal. Dia harus belajar berbagai kemungkinan supaya dapat memenuhi keinginan sang bos. Ia baca banyak buku, mengingat banyak cerita lucu, gosip, semihabul, dan coba memodifikasi cerita-ceritta itu menurut rekaannya sendiri. Yang penting bosnya hepi, dan emprit dapat diselamatkan.
Pernah sehabis makan siang, pada jam istirahat, bos memanggilnya. Dengan pertanyaan neko-neko, bos bikin hati Dekil deg-deg plas, kepala cenut-cenut. Tak ada angin tak ada hujan, Dekil ditanya tentang basa Inggris.
“Kamu bisa basa Inggris?” tanya bos.
“Yah, litel-litel-lah bos”.
“Apa basa Inggrisnya keset?”
“Welkam (wellcome)”.
“Good”.
“Kalo, handuk?”
“Ya, gudmorning lah bos.”
“Bagus. Sekarang kamu ngomong pakek basa Inggris”.
“ Sorry bos. My body is not delicious, boss!” jawab Dekil.
Bos pun tertawa bahak-bahak... Nah kalau bos sudah ketawa gini, Dekil jadi lebih pede. Makanya sebelum ditanya, Dekil tanya duluan.
“Bos bisa bikin kalimat dengan 15 kata yang dimulai dengan huruf ’k’?” tanya Dekil balik mulai berani nglamak.
“Gak bisa!” sambar bos. “Coba, kamu bisa gak?”
“Kang kang kuku-kuku kaki-kaki kiriku, kuku-kuku kaki kananku, ki kok kaku kang”, kata Dekil.
Bos pun cekakakan. Mejanya bergetar disundul perut buncitnya. Kopi nyaris tumpah.
“Sekarang kalau bikin kalimat dengan 20 huruf “s”, bos bisa kagak?” ledek Dekil.
“Coba-coba gimana?” kata bos yang malas mikir.
“Saya sebel sama situ sebab situ suka senyum senyum sama suami saya sehingga suami saya senyum-senyum senang sama situ....”
Hahaha.... bos guling-guling jungkir jumpalitan di ruang pribadi itu... Dekil mulai di atas angin. Setelah kelelahan, tiba-tiba bos berhenti dan menggebrak meja sambil bicara.
“Kamu bisa bikin cerita dengan seluruh kalimat dimulai dari huruf “j”, 100 “j” ?
Dekil ragu, lalu geleng-geleng kepala.
“Awas empritmu?”
” Beri saya dua setengah menit bos!” Karena kepepet, Dekil mengerahkan seluruh tenaganya. Ia ingat cerita Abunawas, gak tahu lagi siapa yang nulis. Cerita lucu yang sering disampaikan dari mulut ke mulut, eh yang bener : dari mulut ke telinga loh, sudah tidak diketahui lagi siapa yang menciptakannya. Yang jelas Dekil pernah mendengarnya. Maka dengan cekikikan dia mengingat-ingat kisah itu sambil merekayasa agar bos tidak tahu kalau dia memodifikasi kisah yang bikin guling-guling itu...
“Baik bos. Begini. Saya tidak tanggung jawab kalo bos nanti terkencing-kencing di celana...” kata Dekil ganti mengancam bosnya.
“Hayo cepat!”
“Dengerin bos....!” Dan Dekil pun mulai bercerita.
“Jeng Juminten janda Jawa judes, jelek jerawatan, jari-jari jempolnya jorok. Jeng Juminten jajal jualan jamu jarak jauh Jombang-Jogya-Jamblang-Jakarta-Jambi-Jepang-Jerman-Jenewa. Jamu jagoannya:jamu jahe.
“Jamuuu-jamuuu..., jamu jahe-jamu jaheee...!"
Juminten jerit-jerit jajakan jamunya, jelajahi jalanan. Jariknya jatuh, Juminten jatuh jumpalitan.
Jeng Juminten jerit-jerit: "Jarikku jatuh, jarikku jatuh..."
Juminten jengkel, jualan jamunya jungkir-jungkiran, jadi jemu juga.
Juminten jumpa Jack, Johny, Jerry, Jekil, Jati, Jarwo, Joko, Juanda, Juandi, Jarman, Jamilan, Jarkasih, Jambrong, jejaka-jejaka jomblo.
Jack, jejaka Jawa jomblo, juragan jengkol, jantan,juara judo.
Jantungnya Jeng Juminten janda judes jadi jedag-jedug. Juminten janji jera jualan jamu, jadi Julietnya Jack. Johny justru jadi jelous Juminten jadi Juliet-nya Jack.
Johny juga jejaka jomblo, jalang, juga jangkung. Julukannya, Johny Jago Joget.
“Jiiaaahhh, Jack jejaka Jawa, Jum?" joke-nya Johny. Jakunnya jadi jungkat-jungkit jelalatan jenguk Juminten.
"Jangan jealous, John...," jawab Juminten.
Jumat, Johny jambret, jagoannya jembatan Joglo jarinya jawil-jawil jerawatnya Juminten. Juminten jerit-jerit: "Jack, Jack, Johny jahil, jawil-jawil!!!"
Jack jumping-in jalan, jembatan juga jambangan, jemuran. Jack jegal Johny.
Jebreeet..., Jack jotos Johny. Jidatnya Johny jenong, jadi jontor juga jendol... jeleekk.
"John, jangan jahilin Juminten...!" jerit Jack...
Jantungnya Johny jedot jedotan.
"Janji, Jack, janji...Johnny jera..," jawab Johny.
Juni, Jack jadikan Johny join jualan jajajan jejer Juminten. Jhony jadi jongosnya Jack-Juminten, jagain jongko, jualan jus jengkol jajanan jurumudi jurusan Jogja-Jombang.
Julukannya Jus Jengkol Johny "jolly-jolly jumper."
Johny jungkir jumpalitan jejogetan jiga jaranan jathilan jedher-jedheran, jedor-jedoran, jundul-jundulan jejeritan jangjawokan....
“Jiaaaahhhh.... Jiaaaahhhhh, jedherrrrr....”
Jumpa Jack!
Jeman-jeman jang jaek, jangan joba-joba jikin jerita jayak jini jagi ja. Jusah. Jalam jari jaya..... hahahaha.
Japek jeh!
sumbr ilustrasi: : http://www.duniainter.net/wp-content/uploads/2013/09/Gambar-Lucu-6.jpg