Mohon tunggu...
Teha Sugiyo
Teha Sugiyo Mohon Tunggu... Guru - mea culpa, mea maxima culpa

guru dan pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sontoloyo Tutip

6 Desember 2015   20:40 Diperbarui: 6 Desember 2015   21:43 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Bu, sekarang saya mau berkata jujur padamu. Ada sebuah wasiat. Di samping rumah kita kan ada pohon mangga. Nah, di bawah pohon mangga itu, aku menyimpan sebuah kotak wasiat. Kalau aku mati, nanti galilah tanah di bawah pohon mangga itu dan ambil kotak wasiat. Kuncinya ada di lemari.” Tak berapa lama, Sontoloyo pun mati dengan tenang.

Empat puluh hari setelah kematian Sontoloyo, istrinya mengingat pesan suaminya. Barangkali saja ia berkata benar. Maka ia menyuruh tukang kebun untuk menggali di bawah pohon mangga. Dan benar... kotak itu ada. Segera kotak itu diangkat dari tanah, lalu dibersihkan dan diserahkan kepada istri almarhum Sontoloyo. Istrinya mengambil kunci di lemari dan segera membuka kotak wasiat itu. Dan benar, ia menemukan surat wasiat. Istrinya berharap kali ini, suaminya tidak menipu lagi.

Setelah menenangkan deburan jantungnya, istriya membuka surat wasiat itu dan membacanya dengan pelan-pelan. Ada tertulis dengan huruf besar-besar dalam surat wasiat itu. Hanya satu kalimat. Ya satu kalimat saja. Inilah pesannya:

“Inilah tipuan saya yang terakhir!”

Istrinya: ???!!!

 

Catatan:

Kisah ini hanya rekaan atau karangan saja. Meskipun demikian, ada makna di dalamnya.

Terinspirasi dari sebuah khotbah

sumber gambar: www.sesawi.net

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun