“Bu, sekarang saya mau berkata jujur padamu. Ada sebuah wasiat. Di samping rumah kita kan ada pohon mangga. Nah, di bawah pohon mangga itu, aku menyimpan sebuah kotak wasiat. Kalau aku mati, nanti galilah tanah di bawah pohon mangga itu dan ambil kotak wasiat. Kuncinya ada di lemari.” Tak berapa lama, Sontoloyo pun mati dengan tenang.
Empat puluh hari setelah kematian Sontoloyo, istrinya mengingat pesan suaminya. Barangkali saja ia berkata benar. Maka ia menyuruh tukang kebun untuk menggali di bawah pohon mangga. Dan benar... kotak itu ada. Segera kotak itu diangkat dari tanah, lalu dibersihkan dan diserahkan kepada istri almarhum Sontoloyo. Istrinya mengambil kunci di lemari dan segera membuka kotak wasiat itu. Dan benar, ia menemukan surat wasiat. Istrinya berharap kali ini, suaminya tidak menipu lagi.
Setelah menenangkan deburan jantungnya, istriya membuka surat wasiat itu dan membacanya dengan pelan-pelan. Ada tertulis dengan huruf besar-besar dalam surat wasiat itu. Hanya satu kalimat. Ya satu kalimat saja. Inilah pesannya:
“Inilah tipuan saya yang terakhir!”
Istrinya: ???!!!
Catatan:
Kisah ini hanya rekaan atau karangan saja. Meskipun demikian, ada makna di dalamnya.
Terinspirasi dari sebuah khotbah
sumber gambar: www.sesawi.net
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H