QATAR. Menjadi berita viral di mana-mana ketika suporter Jepang memungut sampah usai menonton setiap pertandingan sepak bola piala dunia di Qatar Tahun 2022.
Perilaku seperti ini tidak kali ini saja, tetapi sudah dilakukan suporter Jepang dalam pertandingan sepak bola piala dunia sebelumnya.
Suporter Jepang ini sedang menunjukkan atau mempresentasikan sikap dan perilaku peduli terhadap kebersihan dan pemeliharaan lingkungan.
Mereka adalah “Presenter” yang baik. Karena, selain mengundang decak kagum, juga menjadi contoh bangsa-bangsa lain di seluruh dunia mengenai pentingnya tanggung jawab memelihara kebersihan lingkungan untuk kehidupan lebih baik.
Pada hakikatnya, sejak bangun tidur di pagi hari hingga beranjak ke tempat tidur di malam hari, kita semua, termasuk suporter Jepang tadi, adalah seorang “Presenter”.
Melalui tindakan, ucapan, paras muka, dan bahasa tubuh lainnya, kita akan selalu memancarkan pengetahuan, sikap, perilaku, pengalaman, suasana hati, dan kepribadian kita saat itu.
Pertanyaannya apakah kita sudah menjadi “Presenter” yang baik dan berguna bagi siapa pun yang kebetulan berada di sekitar kita?.
Dalam hal ini, kriteria baik dan berguna adalah apabila seorang “Presenter” mampu membangkitkan semangat dan suasana hati senang bagi orang lain (pendengar atau pemirsa) di sekitarnya.
Sehingga pada akhirnya memotivasi orang lain di sekitar kita untuk melakukan hal-hal positif bagi dirinya, keluarganya, bangsanya, bahkan masyarakat dunia.
Idealnya setiap orang harus saling mempengaruhi secara positif demi menciptakan suasana kedamaian dan optimisme untuk menghadapi kehidupan yang semakin penuh persaingan.
Intinya agar setiap orang, apa pun profesinya, selalu bersemangat dan produktif dalam melaksanakan profesi masing-masing.
Misalnya, seorang pekerja menjadi bersemangat untuk bekerja, seorang ibu rumah tangga menjadi bersemangat melaksanakan aktivitasnya, seorang pelajar / mahasiswa menjadi bersemangat dalam menempuh pendidikannya, dan lain-lain.
Apabila setiap orang, apa pun profesinya, mampu mempresentasikan energi positif, maka akan tercipta kekuatan kolektif yang berlipat ganda dalam rangka mengarungi kehidupan yang semakin kompleks.
Kekuatan kolektif tersebut meliputi skala rumah tangga, masyarakat, bangsa, dan seluruh dunia.
Contoh menarik ditunjukkan suporter Ghana yang mengikuti jejak suporter Jepang bersih bersih sampah usai nonton sepakbola kesebelasan kesayangannya di Piala Dunia Sepakbola FIFA Tahun 2022 di Qatar.
Ketika seorang anggota keluarga menampakkan muka masam tanpa senyum bahkan keluh kesah berkelanjutan, maka sadar atau tidak sadar sesungguhnya dia sedang mempresentasikan energi negatif yang membentuk suasana yang tidak nyaman bagi lingkungan keluarganya.
Kehadirannya justru tidak memberikan manfaat bagi orang lain di lingkungan keluarganya, bahkan akan berimbas pada orang lain tersebut di tempat kerjanya, serta lingkungan sosial budayanya.
Sebaliknya, ketika seseorang hadir dengan ceria dan ramah, dimulai dengan senyum, diteruskan dengan menyampaikan salam, dan berlanjut dengan sapa, berupa memanggil atau menyebut nama lawan bicaranya, serta membawa informasi berlandaskan pengetahuan yang banyak dan pengalaman yang luas, maka sosok ini adalah “Presenter” yang baik, mampu mengirim energi positif kepada orang lain, dan membuat orang lain merasa nyaman atas kehadirannya.
Dalam ilmu komunikasi “Presenter” adalah seorang penyampai pesan / informasi, yang disebut komunikator, sedangkan orang lain di sekitarnya yang menerima informasi disebut komunikan.
Bentuk komunikasi antara “Presenter” atau komunikator dengan komunikan dapat berbentuk komunikasi verbal dan / atau komunikasi non verbal.
Komunikasi verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Apabila kata-kata dirangkai dinamakan bahasa merupakan suatu sistem kode verbal.
Bahasa dapat berupa ucapan dan bunyi yang dapat didengar, dan berupa tulisan serta isyarat yang dapat dibaca.
Adapun komunikasi nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata yang terucap dan tertulis, misalnya bahasa tubuh (body language), kerapian berpakaian, intonasi ucapan, volume suara, aroma wangi wangian, kesegaran bau mulut, dan lain-lain.
Secara teoritis komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal dapat dipisahkan.
Namun, dalam kenyataannya komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal tersebut sama pentingnya dan saling memperkuat untuk mengoptimalkan pesan dan kesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan.
Sementara itu, setiap orang berfungsi ganda, pada suatu saat berfungsi sebagai komunikator dan pada kesempatan bersamaan atau kesempatan lain berfungsi sebagai komunikan.
Dengan kata lain, setiap orang saling silang mempengaruhi satu sama lain, maka pesan dan kesan berenergi positif mutlak harus diupayakan. Sebaliknya, pesan dan kesan berenergi negatif harus dikubur sedalam dalamnya.
Oleh karena itu, ketika “Presenter” sedang menjalankan fungsi sebagai komunikator, maka tentunya mutlak untuk selalu menyampaikan pesan dan kesan berenergi positif.
Akhirnya dapat disimpulkan, bahwa kita semua adalah “Presenter” kehidupan sehari hari, sehingga tentunya juga harus mampu membangun suasana hangat dan menyenangkan bagi orang lain di sekitar kita dalam setiap waktu.
Memang di mana pun dan kapan pun kita harus selalu menjadi “Presenter” yang baik.
Let’s be a good presenter. (S.Sumas / sugiarto@sumas.biz).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI