Adapun komunikasi nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata yang terucap dan tertulis, misalnya bahasa tubuh (body language), kerapian berpakaian, intonasi ucapan, volume suara, aroma wangi wangian, kesegaran bau mulut, dan lain-lain.
Secara teoritis komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal dapat dipisahkan.
Namun, dalam kenyataannya komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal tersebut sama pentingnya dan saling memperkuat untuk mengoptimalkan pesan dan kesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan.
Sementara itu, setiap orang berfungsi ganda, pada suatu saat berfungsi sebagai komunikator dan pada kesempatan bersamaan atau kesempatan lain berfungsi sebagai komunikan.
Dengan kata lain, setiap orang saling silang mempengaruhi satu sama lain, maka pesan dan kesan berenergi positif mutlak harus diupayakan. Sebaliknya, pesan dan kesan berenergi negatif harus dikubur sedalam dalamnya.
Oleh karena itu, ketika “Presenter” sedang menjalankan fungsi sebagai komunikator, maka tentunya mutlak untuk selalu menyampaikan pesan dan kesan berenergi positif.
Akhirnya dapat disimpulkan, bahwa kita semua adalah “Presenter” kehidupan sehari hari, sehingga tentunya juga harus mampu membangun suasana hangat dan menyenangkan bagi orang lain di sekitar kita dalam setiap waktu.
Memang di mana pun dan kapan pun kita harus selalu menjadi “Presenter” yang baik.
Let’s be a good presenter. (S.Sumas / sugiarto@sumas.biz).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI