Karena konsumen singgah dalam keadaan lapar dan sekaligus untuk istirahat mengendurkan otot yang tegang oleh jauhnya jarak tempuh perjalanan, maka kecepatan penyajian menjadi pertimbangan utama, sedang rasa bukanlah menjadi penentu kepuasan pelanggan.
Maklum dalam keadaan lapar, apa saja makanan yang disantap oleh pelanggan tetap terasa enak hingga enak sekali.
Perbedaan dalam cara pembuatan juga menjadi perhatian dan menarik pembeli untuk singgah, seperti roti "bread talk" yang memamerkan proses pembuatannya secara transparan hingga pembeli melakukan pembayaran di kasir.
Perbedaan dalam cara menyampaikan ucapan ulang tahun dengan  karangan bunga buatan sendiri tentunya akan dirasakan spesial bagi penerimanya.Â
Katakan dengan bunga jauh lebih terkenang dari pada melalui chat di media sosial pada umumnya.
Perbedaan berupa diversifikasi produk juga menarik perhatian, misalnya toko sepuluh ribu - tiga yang menjual 3 kombinasi perkakas dengan harga Rp. 10.000 / paket.
Kacang "Singapura" yang setiap bungkusnya merupakan campuran dari aneka kacang kacangan, seperti kacang tanah, kacang kedelai, kacang kapri, kacang Bogor, dengan cita rasa berbeda, ada yang manis, asin, gurih, dan / atau pedas.
Untuk  menemukan dan mempromosikan perbedaan ternyata tidak hanya asal beda, tetapi tentunya melalui pengamatan yang cermat tentang produk barang dan jasa yang telah ada di pasar.
Jangan sampai perbedaan yang dipilih sesungguhnya sudah pernah dilakukan orang lain pada waktu sebelumnya, hanya tidak diteruskan disebabkan kurang efisien atau ternyata tidak menarik calon pembeli. Atau perbedaan tersebut sudah usang, sudah menjadi biasa biasa saja.
Kata kunci untuk menemukan perbedaan produk barang dan jasa dari yang sudah ada adalah dengan berpikir, bersikap  dan berperilaku melawan arus.
Ini sejalan dengan kenyataan hidup, bahwa hanya ikan mati yang mengikuti arus, sedang ikan hidup selalu berenang melawan arus.