YOGYAKARTA. Si Kebaya Merah yang sedang viral ternyata saya jumpai pula di gerbong Luxury Kereta Api Argo Dwipangga.
Kereta Api ini berangkat dari Stasiun Gambir Jakarta pukul 08.50 wib, pada tanggal 9 November 2022 menuju ke Stasiun terakhir Solo Balapan Solo, dengan singgah di Cirebon, Purwokerto, dan Yogyakarta.
Si Kebaya Merah tersebut, bernama Prastika, bersikap sangat sopan, ramah dan peduli kepada setiap penumpang di Gerbong Luxury yang menjadi tanggung jawabnya. .
Ketika saya tanya bagaimana tanggapannya atas berita viral tentang Si Kebaya Merah akhir-akhir ini, pipinya merona merah, kemudian berkata “terkait dengan video porno itukah?. Tentunya (saya) sangat terganggu”.
Pipi yang merona merah, tentunya memiliki makna tersendiri, mungkin menggambarkan rasa malu, kecewa atau arti lainnya, yang hanya Prastika yang tahu.
Stigma negatif terhadap Si Kebaya Merah rupanya tidak hanya menimpa pada benda yang bernama “kebaya merah”, tetapi menjadi semacam virus yang menginfeksi kepada siapa pun pemakainya, termasuk pramugari Argo Dwipangga yang berseragam kebaya merah.
Hal ini berkaitan dengan simbol. Pada dasarnya manusia suka dengan simbol-simbol. Dalam simbol tersebut terkandung adanya kesepakatan mengenai arti tertentu. Umumnya memiliki arti positif.
Misalnya simbol negara Indonesia adalah Garuda Pancasila, yang menggambarkan tentang tanggal proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 pada jumlah bulu sayap, dada, dan ekornya, dan Sila-sila Pancasila pada perisai di dadanya, serta bhinneka tunggal ika pada pita di kakinya.
Selanjutnya simbol Garuda Pancasila dipakai oleh berbagai Lembaga dan Organisasi Pemerintah dan Swasta yang mengokupasi arti bahwa Lembaga tersebut pendukung dan pelestari Garuda Pancasila.
Bendera merah putih adalah juga simbol negara Indonesia. Merah berarti berani dan putih berarti suci. Kemudian, simbol warna beserta artinya ini juga digunakan oleh berbagai pihak untuk menggambarkan jati dirinya.
Simbol juga digunakan untuk pengaturan lalu lintas, lampu merah berarti stop, lampu kuning berarti hati-hati, dan lampu hijau berarti jalan.
Simbol dalam bentuk warna lainnya adalah: Warna hitam menggambarkan kesedihan, sehingga digunakan untuk takziah kepada orang meninggal: Warna hijau menggambarkan kehidupan dan pertumbuhan, sehingga digunakan luas dalam dunia pertanian; Warna merah menggambarkan bahaya, yang digunakan dalam dunia Kesehatan, Pencarian dan Penyelamatan, dan lain-lain.
Merah juga menggambarkan kegagalan, yang dirangkai dengan kata rapor, sehingga menjadi rapor merah. Ini menggambarkan tentang nilai mata pelajaran sekolah atau nilai prestasi di tempat kerja dalam arti luas.
Dari sisi visual, sebenarnya warna merah, juga warna biru dan warna hijau, adalah 3 warna primer yang mudah di tangkap kornea mata. Sehingga, warna merah umum digunakan untuk merangsang peningkatan atensi, seperti warna mobil pemadam kebakaran, wilayah berbahaya, atau bahkan untuk mem ”booster” kecantikan.
Lalu, apakah setiap pemakai kebaya merah, dapat di sebut Si Kebaya Merah, dan sama-sama berperilaku melanggar hukum karena bertindak pornografi , seperti berita viral baru-baru ini?
Tentu saja jawabannya tidak. Sebab, kebaya merah adalah kata benda, Si Kebaya Merah adalah subyek (orang), sedangkan melanggar hukum adalah kata kerja yang menerangkan perilaku. Sementara, perilaku orang per orang tentunya tidak sama.
Dengan demikian, maka beranggapan bahwa Si Kebaya Merah adalah selalu berperilaku negatif dan melanggar hukum adalah sebuah kekeliruan besar.
Tetap semangat Mbak Prastika, tetap percaya diri dengan seragam kebaya merahmu. Mohon maaf, apabila pertanyaan tadi membuat pipimu merona merah. (S. Sumas / sugiarto@sumas.com).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H