Mohon tunggu...
Sugi
Sugi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengusaha

Tertarik Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pembuatan Teh dari Kulit Salak sebagai Terapi Anti Diabetes - Qaryah Thayyibah UIN Maliki

7 Oktober 2024   18:26 Diperbarui: 7 Oktober 2024   18:43 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Qaryah Thayyibah Pengabdian Masyarakat

Kesehatan merupakan salah satu isu penting dalam kehidupan masyarakat, khususnya dalam menghadapi penyakit kronis seperti diabetes. Mengingat tingginya prevalensi diabetes di Indonesia, pendekatan alami dan berbasis herbal menjadi salah satu alternatif pengobatan yang banyak diminati. Salah satu inovasi yang dikembangkan dalam pengabdian masyarakat ini adalah pembuatan teh melati dari kulit salak sebagai alternatif pengobatan herbal untuk membantu mengelola kadar gula darah.

Program pengabdian ini dipelopori oleh Achmad Syahrir dan Hajar Sugihantoro, dosen dari Program Studi Farmasi UIN Malang, melalui program Qaryah Thayyibah. Kegiatan ini dilaksanakan di Dusun Krajan, Dau, Kabupaten Malang, dengan tujuan untuk memperkenalkan masyarakat terhadap potensi kulit salak sebagai bahan herbal anti diabetes, sekaligus memperkuat edukasi terkait pentingnya produk obat yang bersertifikasi halal.

Tujuan utama kegiatan ini adalah

  • Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang manfaat kulit salak sebagai bahan alami untuk pengelolaan diabetes melalui produk teh melati dari kulit salak.
  • Pembuatan produk teh herbal yang aman, berkualitas, dan halal, serta dapat dikembangkan sebagai produk ekonomi lokal.
  • Pengenalan produk obat halal dan pentingnya sertifikasi halal dalam penggunaan obat, khususnya bagi umat Muslim yang membutuhkan jaminan syariah dalam pengobatan.

Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari di Dusun Krajan dengan melibatkan masyarakat setempat, khususnya ibu-ibu rumah tangga dan tokoh masyarakat. Adapun tahapan kegiatan meliputi:

a. Sosialisasi dan Edukasi 

Kegiatan diawali dengan sosialisasi tentang diabetes dan bagaimana pengelolaannya melalui pola hidup sehat dan penggunaan obat-obatan alami. Achmad Syahrir menjelaskan manfaat kulit salak yang kaya antioksidan, serta kandungan melati yang menambah aroma dan manfaat kesehatan pada teh. Selain itu, Hajar Sugihantoro memberikan pemaparan tentang pentingnya penggunaan produk obat halal, terutama bagi masyarakat Muslim, serta tata cara mendapatkan sertifikasi halal.

b. Praktek Pembuatan Teh Melati dari Kulit Salak 

Masyarakat diberikan pelatihan langsung mengenai cara pembuatan teh melati dari kulit salak. Proses dimulai dari pemilihan kulit salak yang berkualitas, pengeringan, hingga percampuran dengan bunga melati untuk menghasilkan aroma khas yang menenangkan. Peserta juga dibekali bahan-bahan ekstrak kulit salak yang sudah siap dibuat teh beserta peralatan yang diperlukan seperti blender khusu serbuk, pengemas teh dan peralatan lainnya.

Hasil Kegiatan

Kegiatan ini berhasil menarik minat masyarakat setempat dan membekali mereka dengan keterampilan praktis. Beberapa hasil yang dicapai meliputi:

  • Peningkatan pengetahuan kesehatan: Masyarakat lebih memahami pentingnya menjaga kadar gula darah serta peran tanaman herbal seperti kulit salak dalam pengelolaan diabetes.
  • Pengembangan keterampilan: Peserta pelatihan mampu memproduksi teh melati dari kulit salak secara mandiri dan memahami proses sertifikasi halal.
  • Potensi ekonomi lokal: Teh melati dari kulit salak berpotensi dikembangkan menjadi produk ekonomi lokal yang dapat dipasarkan di tingkat desa maupun di pasar yang lebih luas.

Fokus Pengenalan Produk Obat Halal

Salah satu fokus utama dalam kegiatan ini adalah edukasi tentang pentingnya obat halal. Achmad Syahrir dan Hajar Sugihantoro menjelaskan bahwa selain makanan dan minuman, obat-obatan juga harus mengikuti prinsip syariah agar aman dikonsumsi oleh umat Muslim. Penggunaan obat atau produk herbal yang tidak bersertifikasi halal dapat menimbulkan keraguan, khususnya bagi masyarakat yang taat pada aturan agama. Oleh karena itu, proses sertifikasi halal diperkenalkan dalam rangkaian kegiatan ini, termasuk cara pengajuan dan manfaatnya.

Kegiatan ini mendapatkan tanggapan positif dari masyarakat Dusun Krajan. Hasil evaluasi menunjukkan:

  • Tingkat kepuasan yang tinggi dari peserta, terutama dalam hal pembelajaran praktis mengenai pembuatan teh kulit salak dan pemahaman tentang pentingnya produk halal.
  • Kesadaran yang meningkat: Peserta mulai lebih sadar akan pentingnya memilih produk obat yang halal dan berkualitas, serta manfaat yang dapat diperoleh dari pengobatan herbal.

Program pengabdian masyarakat ini tidak hanya memberikan manfaat dari segi kesehatan melalui pemanfaatan tanaman herbal seperti kulit salak, tetapi juga membangun kesadaran akan pentingnya penggunaan produk halal, terutama dalam pengobatan. Dengan keterampilan baru yang diperoleh, masyarakat diharapkan dapat mengembangkan produk teh herbal ini sebagai alternatif pengobatan alami sekaligus sebagai peluang ekonomi baru yang berbasis lokal dan halal.

Rekomendasi

  • Perluasan jangkauan program: Kegiatan serupa dapat diperluas ke desa-desa lain dengan potensi bahan baku herbal yang melimpah.
  • Peningkatan akses pasar: Dukungan lebih lanjut diperlukan untuk membantu masyarakat dalam memasarkan produk teh melati dari kulit salak, baik melalui pasar tradisional maupun online.
  • Pendampingan sertifikasi halal: Untuk mendukung pemasaran yang lebih luas, masyarakat perlu didampingi dalam proses sertifikasi halal agar produk yang dihasilkan dapat memenuhi standar nasional dan internasional.

Kegiatan ini menunjukkan bahwa dengan bimbingan yang tepat, masyarakat pedesaan dapat diberdayakan untuk memanfaatkan sumber daya alam lokal sebagai solusi kesehatan dan ekonomi yang berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun