Mohon tunggu...
Sugeng Santoso
Sugeng Santoso Mohon Tunggu... -

USA Certified Personal Development and Business Performance Coach. \r\nI help people to make money and live to the fullest by maximizing their potential.

Selanjutnya

Tutup

Money

Mencegah Munculnya Sindrom "Farhat Abbas" dalam Hidup Anda!

29 November 2013   17:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:31 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dunia seakan runtuh... kepala saya tiba – tiba merasa pusing dan pandangan mata terasa kabur berkunang – kunang,  segera saya menutup mata dan menarik nafas panjang untuk kembali mendapatkan kontrol atas diri saya.  Dalam hati saya berdoa semoga saya tidak terjangkit sindrom berbahaya yang selama beberapa hari ini mulai merebak dan melanda, menyapu habis kampung tempat tinggal saya.

Media masa yang terus mengulas dan menampilkan wabah ini, semakin membuat saya merasa takut dan miris melihat akibat yang ditimbulkannya.  Saling serang, saling hujat, saling tantang antara para public figure tersebut, sampai ingin bertanding adu tinju segala.

Hmmm... tapi mungkin menarik juga bila si FA dan AD sebagai pentolan Grup Band idola saya dulu ini saja yang saling beradu tinju dengan uang ratusan juta rupiah sebagai taruhannya.


Tersentak kaget dari lamunan,  segera saya berlari ke arah cermin di dalam kamar mandi saya untuk segera memeriksa tanda – tanda yang mungkin muncul di muka dan badan saya, berjaga – jaga agar saya dapat segera memeriksakan diri ke puskesmas dan mengambil tindakan pengobatan yang diperlukan sebelum sindrom yang disebarkan oleh wabah tersebut menjalar dan menyerang ke seluruh diri saya.  Kembali perasaan ngeri dan merinding muncul dalam diri saya mengingat hebatnya akibat yang ditimbulkan oleh wabah tersebut dalam kehidupan di kampung saya.

Memang sudah beberapa hari ini, ada perasaan tidak enak yang terus menggelayut dalam hati saya, yang membuat pikiran saya terus berputar mencoba memahami latar belakang mengapa orang yang terjangkit wabah ini sering sekali melakukan hal – hal yang nyeleneh.  Membuat kericuhan publik, memancing emosi negatif pada orang lain, bahkan terus melakukan tindakan - tindakan yang tidak memberi manfaat untuk kehidupan orang lain.

Apa yang sebenarnya ingin dicapai olehnya?  Dan mengapa Ia terus melakukan tindakan dengan pola emosi dan pola pikiran yang sama?  Apakah demi “personal branding”?  Lalu “persepsi branding/ merek” seperti apa yang Ia ingin tanamkan dalam pikiran para calon konsumennya?

Pagi ini, setelah berhari – hari merenungkan, akhirnya saya memutuskan untuk memulai riset dan penelitian saya untuk mencoba mengurai dan memberikan sedikit penawar/ obat bagi mereka yang mulai terjangkit sindrom ini.  Untuk Anda yang telah mengalami gejala – gejala yang saya rasakan juga seperti kepala pusing sembilan keliling (sudah bukan tujuh keliling lagi), mata berkunang – kunang, perut mual, badan demam, nafsu makan hilang, dan sering ke belakang karena Sindrom ini, saya sudah sediakan obat penawarnya di bawah.

Dan terlebih semoga penelitian saya ini bisa menjadi vitamin untuk pencegahan dan memperkuat daya tahan tubuh untuk Anda yang belum terjangkit sindrom ini.

Pada akhirnya kita semua mesti mau menyadari bahwa dunia di luar diri kita, kehidupan kita, komunitas kita, teman – teman dimana kita sering berkumpul adalah merupakan cerminan dari dunia yang ada di dalam diri kita.   Tidak ada perbedaan antara penilaian yang kita lakukan terhadap orang lain dengan penilaian yang kita lakukan terhadap diri kita sendiri.  Tidak ada perbedaan antara bagaimana kita mencintai dan menghormati orang lain dengan bagaimana kita mencintai dan menghormati diri kita sendiri.

Di dalam kehidupan ini,  kita sering menghabiskan begitu banyak waktu untuk mengharapkan, mencari, mengejar, dan mengusahakan dengan segala cara agar kita bisa mendapatkan perhatian dari luar diri kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun