"Who Moved My Cheese?" karya Spencer Johnson adalah buku yang mengajarkan kita untuk menghadapi perubahan dengan cara yang adaptif, fleksibel, dan responsif.
Buku ini menyajikan cerita sederhana tentang empat karakter yang mencari "keju" di sebuah labirin: dua tikus bernama Sniff dan Scurry, serta dua manusia kecil bernama Hem dan Haw.
"Keju" dalam buku ini melambangkan apa yang kita inginkan dalam hidup, seperti kesuksesan, kenyamanan, atau tujuan tertentu. Ketika "keju" ini hilang atau berubah lokasi, setiap karakter bereaksi dengan cara yang berbeda, mencerminkan respons manusia terhadap perubahan dalam hidup dan pekerjaan.
Pesan dari "Who Moved My Cheese?" menjadi relevan saat ini, seiring dengan pelantikan Menteri Pendidikan Indonesia yang baru. Setiap pergantian menteri sering kali diikuti dengan visi, kebijakan, dan prioritas baru yang bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan. Seperti dalam cerita Johnson, perubahan ini bisa menjadi sebuah "keju baru"-peluang dan tantangan baru yang mengharuskan semua pihak dalam sektor pendidikan untuk beradaptasi.
Dengan adanya perubahan kepemimpinan ini, para pemangku kepentingan pendidikan, mulai dari institusi, pengajar, hingga mahasiswa, perlu bersikap terbuka terhadap ide-ide baru yang mungkin menggeser metode dan sistem pendidikan sebelumnya.
Keberhasilan menghadapi perubahan ini akan tergantung pada kemampuan semua pihak untuk meninggalkan zona nyaman, berani mengambil langkah baru, dan mencari peluang dalam labirin perubahan yang baru.
Dalam era Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), buku ini memiliki relevansi yang besar. Kebijakan MBKM membawa perubahan mendasar dalam sistem pendidikan tinggi dengan memberi otonomi lebih besar pada kampus untuk merancang kurikulum dan menyiapkan mahasiswa agar lebih siap menghadapi dunia kerja.
Program MBKM bertujuan untuk meningkatkan relevansi pendidikan tinggi dengan dunia nyata melalui magang, pertukaran pelajar, riset, kewirausahaan, dan bentuk pembelajaran praktis lainnya. Ini adalah perubahan besar yang menggeser pola pendidikan dari yang bersifat akademis teoritis ke arah yang lebih aplikatif dan praktis.
Dengan perubahan ini, respons kita terhadap tantangan dan kesempatan yang muncul akan menentukan keberhasilan dalam mewujudkan tujuan dari kebijakan MBKM.
Kisah "Who Moved My Cheese?" dan Relevansinya dengan Merdeka Belajar