Mohon tunggu...
M. Sufi
M. Sufi Mohon Tunggu... Teacher of Kuranic Reading -

Cuman guru ngaji alif...bak...tak... http//laposufi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Islam Bukan Ajaran Primitif, Respons Pembakaran Gereja di Aceh Singkil Bag. II

11 November 2015   10:25 Diperbarui: 11 November 2015   13:18 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis melihat bagaimana, disebuah rapat menentukan kebijakan masyarakat harus menggunakan jalan voting, dan tidak mampu musyawarah guna mencapai mufakat.  Barang kali ini yang dimaksud Tuhan mengajarkan kepada kita dalam setiap perselisihan beda pendapat agar menempuh jalan Mu’asyara bil ma’ruf? Musyawarah untuk mencapai kesepakatan yang baik.  Disitu ada proses, berfikir rasionil sesuai dengan norma etitute, etika masyarakat, susila, disiplin ilmu, dan saling mengikhlaskan. 

Ada proses menekan hawa nafsu pribadi golongan demi kemajuan bersama.  Itu semua dimaksudkan agar kita dapat meninggalkan limbic, dan berfikir pada tempat duduk manusia yang lebih terhormat, berakal dan berkhlak.  Sedikit saya simpulkan, agama melalui Rasul/Nabi mengajarkan kita norma dan adap hidup untuk membentuk akhlak menjadikan manusia yang berbeda dengan makhluk lainnya.  Menjadikan mereka dapat membaur diluar kelompoknya, menjalin persaudaraan dan hubungan sosial yang bermanfaat.  Agama harus bisa menjadikan setiap kita  “Kudu andhap asor” Tawadu’ rendah hati dan “Wani ngalah dhuwur wekasane” yaitu berani mengalah untuk kemuliaan pada akhirnya.  Karena musuh sejatinya adalah hawa nafsu diri sendiri.  

Semoga revolusi mental bangsa ini berada pada landasan penjelasan di atas, agar generasi kita boleh berbangga mereka tidak melihat bangsa ini menjadi KARBIT ”Kebun Raya Binatang Indonesia”. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun