Mohon tunggu...
Suer@nywhere
Suer@nywhere Mohon Tunggu... Konsultan - Mencoba membaca, memahami, dan menikmati ciptaanNya di muka bumi. Action to move forward because word is not enough. Twitter/Instagram: @suerdirantau

Mencoba membaca, memahami, dan menikmati ciptaanNya di muka bumi. Action to move forward because word is not enough. Twitter/Instagram: @suerdirantau

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Eyang Cipok

9 Agustus 2018   15:39 Diperbarui: 16 Agustus 2018   12:39 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mereka sendiri yang nulis nama, alamat dan nomer telponnya. Kalau eyang mau datang, ya tinggal bel (telpon) aja". Begitu penjelasannya.

Ketiga, Berpikir positif. Nah dalam implementasinya, berpikir positif itu tipis sekali bedanya dengan cuek, tak ambil pusing, dan ge-er.

"kalau Eyang datang mereka senang lho", katanya. Tuh kan? Itu positif, cuek, atau ge-er?

"Emang nggak capek pergi jauh pakai bis atau kereta? nggak takut sakit setelah makan telor, jeroan, duren, emping?", berondong saya.

"Ya jangan pikir capek, jangan pikir sakit. Terserah Gusti Allah aja, kalau dikasih capek ya istirahat, kalau dikasih sakit ya terima", jawabnya santai sambil mulai selonjoran di sofa, yang memaksa saya turun ke lantai. Berakhirlah sesi wawancara eksklusif ini. Hidup ini sederhana, baginya.

Begitulah Eyang Cipok. Datang tak dijemput, pulang tak diantar. Lebih sering datang tak diundang tapi minta dijemput. Seperti tongkat estafet, dia berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Lalu di mana sih rumahnya? Kami semua tak pernah tahu, dan sekarang tidak ada yang tahu di mana ia berada. Siapa tahu melalui tulisan ini, ada salah satu korban cipokan yang menghubungi saya untuk menjemput Eyang Cipok.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun