Mohon tunggu...
Firmansyah Tasril
Firmansyah Tasril Mohon Tunggu... -

Selamat dan sejahtera/www.sudutruang.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Dilarang Gunakan "Pukat Harimau Mini" Tapi Negara Tak Berikan Alat Tangkap Pengganti

20 Januari 2015   06:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:46 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Permintaan para nelayan tradisional pengguna pukat harimau mini (trawl) di Kota Bengkulu agar pemerintah memberikan alat tangkap alternatif ditolak oleh Kadis Kelautan dan perikanan Provinsi Bengkulu, Reynaldi.

Hal ini ia sampaikan saat dengar pendapat antara ratusan nelayan Kota Bengkulu di Tempat Pelelangan Ikan (TPI), Pulau Baai, Bengkulu, Senin (19/1/2015).

Awalnya Reynaldi memberikan illustrasi, ada beberapa nelayan di Bengkulu di kawasan Pasar Malabero melaut menggunakan perahu dayung tak menggunakan trawl. Reynaldi juga menyebutkan beberapa jenis alat tangkap lainnya lalu ia mengimbau para nelayan meninggalkan trawl.

Namun, imbauan tersebut disanggah oleh oleh seorang nelayan dari kelompok nelayan Jangkar Mas, Simatupang.

“Pak Kadis tak mudah mengganti alat tangkap pukat harimau mini dengan alternatif lain, apalagi contoh alat tangkap yang bapak sebut tadi harganya ratusan juta, kami ini terpaksa gunakan trawl mini,” kata

Keluhan ini dijawab oleh Reynaldi, bahwa hal yang sama telah ia sampaikan pada kementerian kelautan dan perikanan, namun alasan tersebut ditolak.

“Kementerian katakan, mereka (nelayan) sudah 25 tahun gunakan trawl tersebut untuk apalagi negara memberikan alat tangkap, mereka melanggar aturan, merusak lingkungan,” kata Reynaldi menyampaikan jawaban dari kementerian kelautan.

Sebelumnya tak kurang dari 250 nelayan tradisional yang menggunakan pukat harimau mini (trawl) di Kota Bengkulu mengalami kesulitan hidup akibat larangan melaut.

“Saat ini ada tak kurang dari 250 nelayan kecil menggunakan trawl mini, saat ini kondisi laut Bengkulu semakin sedikit ikan apalagi di kawasan tepi,” kata Sihombing kata salah seorang nelayan setempat, Senin (19/1/2015).

Para nelayan miskin tersebut telah lama menggunakan trawl mini, mereka bermodalkan perahu sederhana, kayu yang disusun sedemikian rupa tanpa standar layak berlayar nekat melaut menggunakan trwal mini.

“Saat ini mereka takut melaut, sementara bantuan alat tangkap lain mereka tak punya, kami nelayan sepakat dilarang menggunakan trawl namun harus ada solusi agar kami dapat mencari ikan dan tak ditangkap aparat,” demikian Sihombing.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun