Mohon tunggu...
Bahy Chemy Ayatuddin Assri
Bahy Chemy Ayatuddin Assri Mohon Tunggu... Dosen - Pendidik Di Salah Satu Kampus

Menulis merupakan refleksi diri dan pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pengemis dan Komersialisasi Makam Wali

7 April 2024   16:50 Diperbarui: 7 April 2024   16:53 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemakaman adalah tempat suci bagi banyak orang di mana mereka menghormati dan mengenang orang-orang yang telah meninggal. Namun, ketika pengemis mulai meresahkan kompleks pemakaman wali, muncul pertanyaan moral dan sosial yang mendalam. Di satu sisi, pengemis menimbulkan defisit moral dengan mengemis di tempat suci, di sisi lain, defisit sosial yang ditimbulkan mereka berkat jasa dari pengelola dan pemerintah yang tidak tegas mengelola mereka.

Kompleks pemakaman wali adalah tempat suci yang dipandang dengan penuh hormat oleh masyarakat. Ini adalah tempat di mana orang-orang pergi untuk berdoa, merenungkan, dan mengenang orang-orang yang telah pergi meninggalkan dunia ini. Kehadiran pengemis di tempat seperti ini bisa dianggap sebagai bentuk penggangguan dan tidak hormat.

Pertanyaan etika muncul ketika kita mempertimbangkan kehadiran pengemis di kompleks pemakaman wali. Di satu sisi, kita memiliki kewajiban untuk membantu mereka yang membutuhkan, seperti di tempat suci ini. Namun, di sisi lain, kehadiran pengemis bisa mengganggu kedamaian dan kehormatan tempat suci tersebut.

Tantangan utama adalah menemukan keseimbangan antara empati terhadap kebutuhan pengemis dan kehormatan terhadap kompleks pemakaman. Sebagai masyarakat yang berperadaban, kita harus mencari solusi yang menghormati kedua belah pihak. Ini mungkin melibatkan dalam memberikan bantuan kepada pengemis di lokasi yang lebih cocok, sambil menjaga kebersihan dan ketenangan di pemakaman.

Salah satu pendekatan yang mungkin adalah dengan upaya koordinasi antara pemerintah setempat, lembaga amal, dan masyarakat untuk memberikan bantuan yang diperlukan kepada pengemis. Ini dapat meliputi program bantuan sosial, pusat rehabilitasi, atau program pelatihan keterampilan untuk membantu mereka keluar dari lingkaran kemiskinan.

Selain itu, penting untuk membangun kesadaran dan pendidikan masyarakat tentang masalah pengemis dan kompleksitas sosial yang terlibat. Dengan memahami akar penyebab kemiskinan dan tantangan yang dihadapi oleh pengemis, kita dapat lebih berempati dan berusaha untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan.

Penting untuk melakukan pengawasan dan penegakan hukum terhadap kegiatan pengemisan di kompleks pemakaman wali. Ini bisa melibatkan kehadiran petugas keamanan, penegakan aturan, dan tindakan hukum terhadap mereka yang melanggar ketertiban umum.

Komersialisasi Kompleks Makam Wali

Kehadiran pengemis di kompleks pemakaman wali tidaklah satu-satunya tantangan yang dihadapi oleh tempat suci ini. Salah satu isu yang semakin mendapat perhatian adalah komersialisasi kompleks pemakaman wali, di mana nilai-nilai keagamaan dan spiritual sering kali terkikis oleh dorongan untuk mendapatkan keuntungan finansial.

Komersialisasi kompleks pemakaman wali bisa termanifestasi dalam berbagai bentuk, termasuk penjualan lahan untuk pengembangan properti, penawaran paket pemakaman yang mahal, atau pengenalan layanan tambahan yang bersifat konsumtif seperti kafe atau pusat perbelanjaan. Semua ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan, namun dapat mengorbankan nilai-nilai spiritual dan kehormatan.

Komersialisasi kompleks pemakaman wali dapat mengancam kehormatan dan kebajikan spiritual tempat suci tersebut. Ketika tempat yang seharusnya dianggap sebagai tempat untuk berdoa dan merenung, berubah menjadi pusat perbelanjaan atau pusat hiburan, maka nilai-nilai keagamaan dan spiritual dapat terkikis dan kehormatan bagi kepada wali pun sirna.

Tantangan moral dan sosial muncul ketika kita mengukur batas antara kehormatan dan profitabilitas dalam konteks kompleks pemakaman wali. Di satu sisi, kompleks pemakaman wali harus dapat menjaga kebersihan dan ketenangan tempat suci, sementara di sisi lain, mereka juga harus mempertimbangkan kebutuhan akan pendapatan yang dapat digunakan untuk pemeliharaan dan perawatan kompleks.

Solusi untuk tantangan ini mungkin terletak pada pendekatan berkelanjutan dan seimbang. Kompleks pemakaman wali harus dapat menjaga keseimbangan antara menjaga kehormatan tempat suci dan memperoleh pendapatan yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perawatan. Ini bisa melibatkan pengembangan strategi bisnis yang bijaksana, pengaturan aturan yang jelas, serta konsultasi dengan masyarakat dan pihak terkait lainnya.

Pertanyaan tentang kehadiran pengemis di kompleks pemakaman wali adalah satu dari banyak tantangan moral dan sosial yang dihadapi oleh masyarakat modern. Dengan mencari keseimbangan antara empati terhadap kebutuhan pengemis dan kehormatan terhadap tempat suci, serta dengan menciptakan solusi berkelanjutan dan membangun kesadaran masyarakat, kita dapat menghadapi tantangan ini dengan bijaksana dan memberikan kontribusi yang positif kepada masyarakat.

Dalam menghadapi tantangan komersialisasi kompleks pemakaman wali, penting untuk memelihara nilai-nilai keagamaan dan spiritual yang merupakan inti dari tempat suci tersebut. Dengan mengambil pendekatan yang berkelanjutan dan seimbang, kita dapat menjaga kehormatan dan kebajikan spiritual kompleks pemakaman wali sambil tetap mempertimbangkan kebutuhan akan pendapatan. Dengan demikian, kita dapat melestarikan tempat suci ini sebagai tempat yang dihormati dan dihargai oleh masyarakat secara luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun