“Waktu abang lahir, mama dioperasi lho, sama kayak waktu dedek lahir itu bang, kita nungguin mama dioperasi kan”
Waktu adiknya mau lahir, dia ikut menunggu di luar ruang operasi. Dia terlihat cemas saat mendengar penjelasan dokter, entah dia mengerti apa yang disampaikan oleh dokter ke saya.
Sejurus kemudian dia sibuk memberikan ciuman kepada ibunya, saya dan adiknya dengan mata berkaca-kaca. Tak lama dia pun tidur memeluk ibunya. Yach anakku sebelas duabelas juga dengan bapaknya, agak perasa. Hehehe, kata temanku muka Rambo hati Rinto, mau maccam mana lagi kan?
---
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H