Hal ini penting agar tema konten sesuai dengan isu-isu terkini dunia pendidikan. Selain pengalaman mengajar, banyak membaca referensi adalah salah satu jalan.Â
2. Memiliki Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis sejatinya bukan bakat bawaan. Keterampilan ini akan terasah jika sering dipraktikkan. Mengasahnya selain menulis juga membaca tulisan narablog lain. Tujuannya agar ada peningkatan kualitas tulisan. Bukan saja terkait metode menulis, melainkan juga aturan penulisan. Kuantitas tulisan akan tidak ada artinya jika tidak diiringi dengan upaya meningkatkan kualitas tulisan.Â
3. Memiliki Blog
Memiliki blog merupakan syarat bagi Edu-Blogger untuk berbagi ide dan inspirasi. Blog bisa berupa blog pribadi gratis maupun berbayar atau bisa juga blog kolaboratif seperti Kompasiana.Â
4. Konsistensi Menulis
Konsistensi penting bagi Edu-Blogger. Bukan saja konsisten dalam menulis, melainkan juga preferensi tema yang dipilih. Edu-Blogger tentu lebih fokus menulis topik pendidikan. Namun, bukan berarti tidak menutup kemungkinan membuat konten terkait topik lainnya.Â
5. Bergabung dengan Komunitas Menulis
Syarat ini penting sebagai sarana membangun komunikasi positif terkait tulisan yang dihasilkan. Komunitas menjadi sarana kolaborasi dan refleksi terhadap tulisan yang dihasilkan. Melalui diskusi akan ada masukan dan umpan balik untuk perbaikan. Salah satunya bisa melalui komunitas belajar di sekolah.Â
6. Memiliki Sarana dan Prasarana Pendukung
Ini merupakan syarat yang tidak kalah pentingnya. Kepemilikan atas smartphone atau laptop seolah menjadi mutlak bagi seorang Edu-Blogger. Selain itu, adanya internet provider akan memudahkan dalam mengunggah tulisan di blog. Layanan dari IndiHome sebagai internet provider besutan Telkom Indonesia menjadi pilihan.Â