Namun, sebagian besar soal berhasil dijawab berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki. Artinya, tetap berusaha serius mengerjakan semua soal yang ada. Sepuluh soal pun berhasil dijawab dalam waktu kurang 4 menit.Â
Hasilnya? Menurun dibanding hari sebelumnya. Kuis hari kedua ini ada 2 jawaban salah dan 8 jawaban benar. Entah kurang fokus atau mungkin tingkat kesulitan soal lebih tinggi.Â
Satu hal yang pasti, kesulitan dialami saat menjawab tentang soal sejarah. Sepertinya wajar saja, sih. Latar belakang pendidikan eksakta bisa jadi alasannya.
Namun, sebenarnya itu bukan alasan juga. Hal ini karena pertanyaan kuis lebih pada pengetahuan umum. Jadi, apa pun latar belakang pendidikan bukan alasan tidak mengerjakan kuis sebaik-baiknya.Â
Terlepas dari itu semua, kuis hari kedua tidak kalah menantang dengan hari pertama. Keduanya memiliki keseruan mengisi sela-sela waktu bermaaf-maafan.Â
Kuis hari kedua menjadi alternatif hiburan setelah berkeliling silaturahmi ke seluruh keluarga besar. Lebih seru lagi, terutama mengerjakan kuis bersama anak yang masih berusia 6 tahun.Â
Letak keseruannya adalah bisa sekaligus memberikan pengetahuan tambahan kepada anak. Strategi yang dilakukan dengan membaca soal secara nyaring pun tidak sia-sia.Â
Setelah selesai mengerjakan kuis, beberapa pertanyaan ringan berhasil dijawab olehnya. Hal ini mengajarkan bahwa kuis bisa menjadi media belajar yang menyenangkan bagi anak.Â
Selain itu, tentu akan meningkatkan bonding dengan anak. Melalui menjawab bersama anak, akan tercipta diskusi hangat tentang banyak hal.Â
Terlebih dilakukan melalui refleksi setelah kuis selesai dikerjakan. Saat selesai kuis bisa memberikan pemahaman mendalam terkait materi kuis.
Tentu saja menyesuaikan dengan usia anak. Menyesuaikan juga dengan tingkat pemahaman mereka. Secara umum terutama materi sejarah, bisa menjadi bahan cerita kepada anak. Tergantung orang tua menguraikannya.Â