Demikian halnya dengan anak usia dini yang memiliki kebiasaan menghafal surat-surat pendek. Anak memiliki kecenderungan mengulang-ulang apa yang pernah dipelajarinya.Â
Mereka cenderung melakukan ini saat tidak tahu harus melakukan apa. Aktivitas ini biasanya dilakukan secara spontan.Â
Memang tidak semua anak seperti ini. Setiap individu anak memiliki keunikannya masing-masing dalam melakukan kebiasaan.Â
Sebagai orang tua tentunya harus tanggap dengan hal ini. Menangkap kebiasaan anak itu sebagai peluang mengembangkannya menjadi pembiasan.Â
Berikut beberapa strategi bagi orang tua untuk mengembangkan kebiasaan anak menghafal surat pendek dan doa sehari-hari sebagai hobi.Â
1. Diskusi dengan Anak
Diskusi ringan dengan anak bisa dimulai dengan obrolan terkait sejauh mana surat-surat pendek yang telah dipelajari di sekolah.Â
Selain itu, doa sehari-hari apa yang telah dihafal anak selama belajar di sekolah. Ini akan memberikan gambaran bagi orang tua untuk melakukan intervensi.Â
2. Memanfaatkan Momentum
Hal ini penting menjadi perhatian orang tua. Anak memiliki waktu-waktu terbaik mendengar arahan dari orang tua.Â
Orang tua hendaknya memahami ini agar lebih efektif menanamkan kebiasaan baik. Beberapa momentum tersebut di antaranya, yaitu saat anak sedang bahagia, sedang berkendara, dan menjelang tidur.Â
Salah satu momentum anak bahagia misalnya saat beraktivitas menggambar atau mewarnai. Momentum tersebut bisa dimanfaatkan untuk orang tua melakukan 'tagihan' hafalan surat pendek.Â
3. Membiasakan Anak
Strategi ini cocok dilakukan untuk mengembangkan kebiasaan anak menghafal doa sehari-hari. Saat berbuka bersama, orang tua mengingatkan doa sebelum makan.Â