Mohon tunggu...
Sudomo
Sudomo Mohon Tunggu... Guru - Guru Penggerak Lombok Barat

Trainer Literasi Digital | Ketua Komunitas Guru Penggerak Lombok Barat | Duta Teknologi Kemendikbudristek 2023 | Penulis Buku

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Empat Strategi Mengembangkan Hobi Anak Saat Ramadan

13 April 2023   07:22 Diperbarui: 13 April 2023   07:26 911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak mengisi waktu luang saat Ramadan dengan melakukan aktivitas mewarnai (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Berawal dari kebiasaan positif saat Ramadan dapat ditumbuhkan menjadi pembiasaan untuk mengembangkannya menjadi hobi atau kegemaran positif. 

Hobi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) didefinisikan sebagai kegemaran. Diartikan juga sebagai kesenangan istimewa pada waktu senggang, bukan pekerjaan utama. 

Mengacu dari definisi di atas, hobi memberikan nilai lebih pada kualitas hidup seseorang. Melalui hobi positif akan banyak hal baik mengikuti.  

Apa Saja Hobi Anak Saat Ramadan?

Ramadan bukanlah penghalang bagi umat Islam untuk tetap menjalankan hobi positif. Selama bulan menjalankan puasa Ramadan, hobi pun tetap bisa beriringan. 

Tidak terkecuali bagi anak usia dini. Anak usia dini cenderung belum mengenali hobinya sendiri. Mereka cenderung mencoba semua aktivitas yang mereka sukai. 

Orang tua memiliki peran mengarahkan hobi anak saat Ramadan ke arah yang positif. Setiap anak sejatinya memiliki ketertarikan lebih pada satu hal. 

Namun, sayangnya tidak semua orang tua peka dengan hal tersebut. Orang tua cenderung membiarkan anak melakukan hobi yang memang disukai anak. 

Saat Ramadan seperti sekarang ini ada kecenderungan anak memiliki hobi baru. Di antaranya, yaitu menyalakan kembang api, berkumpul dengan sebaya, bermain gim, dan lain-lain. 

Namun, ada juga anak usia dini yang mengisi waktu luangnya dengan menghafal surat-surat pendek. Selain itu, juga menghafal doa sehari-hari yang telah dipelajari di sekolah. 

Bagaimana Strategi Orang Tua Mengembangkan Kebiasaan Positif Anak?

Perkara hobi positif anak saat Ramadan ini memang membutuhkan penyaluran. Rasanya akan ada yang kurang jika tidak tersalurkan. 

Demikian halnya dengan anak usia dini yang memiliki kebiasaan menghafal surat-surat pendek. Anak memiliki kecenderungan mengulang-ulang apa yang pernah dipelajarinya. 

Mereka cenderung melakukan ini saat tidak tahu harus melakukan apa. Aktivitas ini biasanya dilakukan secara spontan. 

Memang tidak semua anak seperti ini. Setiap individu anak memiliki keunikannya masing-masing dalam melakukan kebiasaan. 

Sebagai orang tua tentunya harus tanggap dengan hal ini. Menangkap kebiasaan anak itu sebagai peluang mengembangkannya menjadi pembiasan. 

Berikut beberapa strategi bagi orang tua untuk mengembangkan kebiasaan anak menghafal surat pendek dan doa sehari-hari sebagai hobi. 

1. Diskusi dengan Anak

Diskusi ringan dengan anak bisa dimulai dengan obrolan terkait sejauh mana surat-surat pendek yang telah dipelajari di sekolah. 

Selain itu, doa sehari-hari apa yang telah dihafal anak selama belajar di sekolah. Ini akan memberikan gambaran bagi orang tua untuk melakukan intervensi. 

2. Memanfaatkan Momentum

Hal ini penting menjadi perhatian orang tua. Anak memiliki waktu-waktu terbaik mendengar arahan dari orang tua. 

Orang tua hendaknya memahami ini agar lebih efektif menanamkan kebiasaan baik. Beberapa momentum tersebut di antaranya, yaitu saat anak sedang bahagia, sedang berkendara, dan menjelang tidur. 

Salah satu momentum anak bahagia misalnya  saat beraktivitas menggambar atau mewarnai. Momentum tersebut bisa dimanfaatkan untuk orang tua melakukan 'tagihan' hafalan surat pendek. 

3. Membiasakan Anak

Strategi ini cocok dilakukan untuk mengembangkan kebiasaan anak menghafal doa sehari-hari. Saat berbuka bersama, orang tua mengingatkan doa sebelum makan. 

Saat ke masjid bersama orang tua mengarahkan doa sebelum dan sesudah wudhu. Selain itu, juga bisa membiasakan doa masuk masjid dan niat salat. 

4. Menambahkan Pengetahuan Baru

Strategi ini bisa dilakukan orang tua terkait surat pendek dan doa sehari-hari yang belum dihafal anak dengan baik. Orang tua dapat menyediakan waktu khusus sesuai kesepakatan dengan anak. 

Sedangkan doa sehari-hari yang belum dipelajari di sekolah, bisa dibiasakan saat mengerjakan aktivitas bersama. Baik itu saat di masjid maupun rumah. 

Demikian strategi yang dapat dilakukan orang tua agar hobi anak saat Ramadan bernilai ibadah. Berawal dari kebiasaan anak selanjutnya peran orang tua adalah menjadikannya pembiasaan. 

Pembiasaan positif selanjutnya akan menjadi hobi atau kegemaran hingga kelas dewasa. Jika sudah demikian, orang tua akan lebih mudah mengarahkan dan mengembangkan. 

Semoga bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun