"Banyak cara mewujudkan merdeka belajar salah satunya melalui Pendampingan Individu 5."
Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 6 telah sampai pada fase akhir. Calon Guru Penggerak (CGP) saat ini sedang mempelajari submodul 3.3.Â
Pada submodul 3.3 ini, CGP belajar tentang Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid. CGP belajar secara sinkronus dan asinkronus melalui daring maupun luring.Â
Salah satu fase belajar yang dilalui CGP adalah Pendampingan Individu 5 (PI-5). Fokus PI-5 erat kaitannya dengan upaya mewujudkan merdeka belajar.Â
Selain itu, juga terkait dengan Perkembangan Komunitas Belajar. Fokus pendampingan lainnya adalah Penilaian Praktik Percakapan Coaching.Â
Keempat fokus pendampingan tersebut memiliki peran masing-masing dalam upaya mewujudkan merdeka belajar. Keempatnya juga merupakan elemen kunci dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.Â
Guna ketercapaian hasil pendampingan, aktivitas pembelajaran dilakukan. Aktivitas ini mengacu pada panduan PI-5. Berikut deskripsi aktivitas yang dilakukan saat melakukan PI-5.
Pendampingan dilaksanakan dalam bentuk diskusi berbasis coaching. Dalam pendampingan ini ada tiga bagian, yaitu awal, inti, dan akhir.Â
Pertama, Bagian Awal
Pada bagian awal ini Pengajar Praktik (PP) menyampaikan salam dan menanyakan kabar kepada Calon Guru Penggerak (CGP). Tidak lupa menyampaikan tujuan dan fokus pendampingan individu-5
Selanjutnya PP mendiskusikan tentang pengalaman belajar CGP selama sebulan terakhir. Setelah itu, diskusi tentang hambatan yang dialami selama menjalankan tugas sebagai CGP di sekolah.Â
Kedua, Bagian Inti
Bagian inti pendampingan terdiri dari empat bagian, yaitu penerapan aksi nyata modul 3.1., rancangan program yang berdampak pada murid, perkembangan komunitas praktisi, dan dialog pasca observasi pembelajaran. Berikut deskripsi kegiatan pendampingan yang dilakukan terhadap masing-masing CGP dampingan.Â
1. Penerapan Aksi Nyata Modul 3.1
Pada tahap ini PP melakukan diskusi reflektif dengan CGP. Diskusi yang dilakukan terkait dengan pemetaan proses pengambilan keputusan yang sudah dilakukan.Â
Berdasarkan hasil pemetaan, CGP menyampaikan pembelajaran yang diperolehnya. Selanjutnya PP mendiskusikan tentang hal-hal yang ingin dikembangkan atau perlu dievaluasi oleh CGP.Â
PP juga mengajak CGP berdiskusi tentang hal-hal yang mendukung keberhasilan keputusan yang diambil. Lebih lanjut lagi PP berdiskusi dengan CGP terkait dengan pengalaman terkait dengan dilema etika berhadapan dengan murid atau sejawat.Â
Selain itu, juga mempertanyakan lebih dalam terkait kesesuaian keputusan yang diambil dengan prinsip dan langkah pengambilan keputusan yang telah dipelajari.Â
Secara umum semua CGP telah menerapkan aksi nyata modul 3.1 dengan baik. Ada CGP yang bisa melaksanakan dengan mudah. Ada juga CGP yang menghadapi kendala berupa kesibukan di sekolah. Namun, kendala tersebut bisa diatasi sehingga aksi nyata dapat terlaksana dengan baik.
2. Rancangan Program yang Berdampak pada Murid
PP menanyakan terlebih dahulu tentang program yang sudah ada di masing-masing sekolah CGP. Guna meningkatkan pemahaman CGP terkait rancangan program yang berdampak positif pada murid, PP mengajak CGP berdiskusi lebih lanjut.Â
Diskusi berfokus pada sudah atau belumnya CGP membuat rancangan program yang berdampak pada murid. Setelah itu PP melanjutkan dengan pertanyaan terkait rancangan yang telah dibuat.Â
Fokus pertanyaan dalam diskusi mencakup tujuan, indikator ketercapaian, dukungan, tantangan serta upaya menghadapi tantangan.
Secara umum semua CGP dampingan telah membuat rancangan program yang berdampak pada murid. Beragam rancangan program disampaikan oleh masing-masing CGP.Â
Rancangan program tersebut di antaranya, yaitu terkait dengan lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun non-akademiknya. Hal ini adanya rancangan program terkait pengiat IT, pemanfaatan TIK dan kelas MIPA di sekolah.Â
Selain itu, juga ada rancangan berdasarkan lingkungan yang menyediakan kesempatan untuk murid menggunakan pola pikir positif dan merasakan emosi yang positif.Â
Hal ini ditunjukkan melalui rancangan program peningkatan iman dan takwa di sekolah. Semua rancangan program tersebut telah disusun berdasarkan voice, choice, dan ownership murid.
3. Perkembangan Komunitas PraktisiÂ
Fokus diskusi pada bagian ini adalah perkembangan komunitas praktisi dan implementasi dari rencana di lokakarya 2 untuk berbagi ke rekan sejawat.Â
Pada tahap ini CGP menyampaikan peran komunitas terhadap proses belajar CGP. Secara umum CGP merasakan peran positif komunitas yang sangat mendukung proses belajar.Â
Hal ini salah satunya ditandai dengan adanya masukan dan umpan balik dari sejawat terkait proses pembelajaran yang telah dilakukan.Â
CGP juga menyampaikan perubahan yang dialami komunitas praktisi yang dirintisnya. Perubahan tersebut adalah meningkatnya intensitas komunikasi antar anggota komunitas.Â
Selain itu, CGP juga menyampaikan rencana merawat keberlangsungan komunitas dan dukungan yang dibutuhkannya.Â
Secara umum komunitas praktisi CGP telah mengalami pertumbuhan yang baik. Agar bisa terus berkembang membutuhkan adanya pertemuan rutin.Â
Selain itu, juga jadwal pertemuan untuk mendiskusikan permasalahan yang dihadapi. Di sisi lain masih ada komunitas yang sifatnya terbatas.Â
Ke depannya komunitas praktisi diharapkan dapat diperluas lagi anggotanya. Sehingga ke depannya semua sejawat di sekolah bisa menjadi anggota aktif.
4. Dialog Pasca-Observasi Pembelajaran
Pada tahap ini PP mengarahkan CGP untuk melakukan percakapan pasca-observasi pembelajaran dengan rekan sejawat.Â
Untuk kelancaran proses penilaian, PP mengarahkan CGP untuk melakukan percakapan pasca-observasi berdasarkan langkah-langkah coaching.
Secara umum, CGP telah menerapkan langkah-langkah percakapan pasca-observasi dengan baik. Seluruh CGP mampu menunjukkan keterampilan coaching sesuai rubrik penilaian yang digunakan.
Ketiga, Bagian Akhir
Pada tahap ini CGP melakukan refleksi terhadap proses pendampingan. Sedangkan PP memberikan apresiasi dan motivasi kepada CGP. Selain itu, PP juga mengingatkan tentang tugas yang harus disiapkan pada lokakarya-5 dan Pendampingan Individu-6.Â
Deskripsi kegiatan tersebut di atas merupakan strategi sebagai bukti bahwa Pendampingan Individu 5 bisa dijadikan sarana mewujudkan merdeka belajar.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H