Strategi lainnya melalui kegiatan persiapan proses pembelajaran di kelas. Guru penggerak dengan murid melakukan kerja sama menemukan bahan ajar sesuai kebutuhan murid.Â
Guru penggerak bisa mengajak beberapa murid yang memiliki kebutuhan beragam. Bersama murid-murid tersebut, guru penggerak berusaha menemukan bahan ajar. Selanjutnya bahan ajar tersebut dikompilasi untuk dimanfaatkan dalam proses pembelajaran.Â
Kolaborasi lain bisa dilakukan dengan integrasi pengembangan karakter dalam proses pembelajaran. Misalnya, mengajak murid melakukan pembersihan lingkungan saat sedang mengidentifikasi faktor biotik dan abiotik lingkungan sekolah.Â
2. Kolaborasi dengan rekan sejawat
Strategi kolaborasi dapat dilakukan dalam upaya merintis, mengembang, dan merawat keberlanjutan komunitas praktisi di sekolah. Upaya yang dapat dilakukan di antaranya, yaitu melalui diskusi rutin dengan sejawat.Â
Proses diskusi dilaksanakan dengan memposisikan sejawat sebagai teman belajar dalam bentuk saling coaching. Bentuk kolaborasi ini pada akhirnya akan mampu mengembangkan kompetensi sejawat dalam komunikasi dengan orang lain.Â
Kolaborasi juga bisa dilakukan dalam bentuk team teaching. Dalam team ini guru penggerak dan rekan sejawat dapat saling melakukan supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching. Melalui strategi ini akan menumbuhkan upaya pengembangan kompetensi masing-masing guru di sekolah secara lebih optimal.Â
3. Kolaborasi dengan orangtua
Kolaborasi dengan orangtua juga sangat penting dilakukan oleh guru penggerak. Upaya ini dilakukan dengan tujuan untuk menyampaikan informasi kemajuan belajar murid di sekolah.Â
Strategi yang dilakukan bisa mengadvokasi kepala sekolah agar menyelenggarakan pertemuan rutin dengan orangtua/wali murid. Pertemuan ini membahas kemajuan belajar murid. Selain itu, bisa juga melalui pertemuan informal dengan orangtua murid yang bermasalah dalam proses pembelajaran.Â
Strategi lainnya adalah melibatkan orangtua dalam proses pembelajaran. Terutama orangtua yang memiliki kompetensi terkait dengan materi yang sedang diajarkan. Misalnya, guru penggerak yang mengajar IPA materi pencemaran dapat mengundang orangtua murid yang memiliki kompetensi daur ulang sampah.Â
4. Kolaborasi dengan dinas/instansi
Kolaborasi bisa dilakukan bersama dengan komunitas belajar yang ada. Bentuknya berupa upaya advokasi, komunikasi, dan koordinasi.Â
Strategi advokasi bisa dilakukan dengan mendorong dinas/instansi terkait kebijakan dalam pengelolaan guru penggerak sebagai aset Sumber Daya Manusia (SDM) bagi daerah.Â