Menurut Otong, seleksi aktor program PGP dilaksanakan secara ketat. Salah satunya adalah dalam hal mengunggah berkas-berkas saat melakukan proses pendaftaran.Â
Beberapa berkas yang kurang valid akan dikembalikan. Namun, berkas yang tidak valid langsung didiskualifikasi.Â
Termasuk di dalamnya adalah penulisan esai pendaftar. Menurut informasi dari narasumber, asesor membaca seluruh jawaban. Jika ada satu jawaban yang kurang meyakinkan, maka tidak akan diluluskan meskipun  jawaban lainnya berbobot.Â
Lebih lanjut narasumber dalam Rakor selama dua hari dari tanggal 6 sampai 7 Februari tersebut mengemukakan tentang pentingnya guru penggerak dalam turut menyukseskan program ini.Â
Informasi dari narasumber kegiatan yang diselenggarakan oleh Balai Guru Penggerak (BGP) NTB ini kegagalan guru penggerak adalah kegagalan program Kemendikbudristek RI. Oleh karena itu guru penggerak diminta untuk terus belajar.Â
Guru penggerak bisa belajar dari mana saja dan apa saja. Guru penggerak sejatinya tidak belajar dari pengalaman. Hal ini karena menurut John Dewey proses belajar yang baik adalah dari refleksi pengalaman.Â
Segudang pengalaman tanpa adanya refleksi bukanlah apa-apa. Demikian halnya refleksi tanpa pengalaman juga percuma. Selaras dengan pendapat Konfusius yang menyatakan pentingnya refleksi dalam proses belajar.Â
Artinya, belajar dari pengalaman tidak cukup sekadar memiliki saja. Namun, lebih dari itu diperlukan refleksi dalam setiap pengalaman belajar yang dimiliki.Â
Melalui refleksi akan bisa ditemukan kekurangan yang harus diperbaiki. Selain itu, juga menemukan kekuatan untuk ditingkatkan. Tidak lupa memastikan rencana pekerjaan ke depan. Ketiga hal ini akan memperkuat pengalaman belajar guru penggerak.
Kebiasaan melakukan refleksi akan membuat seorang guru penggerak tumbuh menjadi agen perubahan. Bukan saja bagi guru penggerak, melainkan juga guru lainnya. Kebiasaan positif ini pada akhirnya akan mampu meningkatkan kompetensi diri dalam mewujudkan pembelajaran yang memerdekakan.Â
Masih mau belajar dari pengalaman tanpa melakukan refleksi? Pikirkan kembali!Â