"Figur guru penggerak idaman adalah sosok yang terlibat aktif dalam perubahan pendidikan melalui belajar dan berbagi." - Sudomo
Untuk bisa menjadi seorang guru penggerak tidaklah mudah. Beberapa orang guru bahkan menganggapnya berat. Seleksi yang ketat adalah salah satu alasannya.Â
Dimulai sejak seleksi administrasi berupa Curriculum Vitae dan Esai. Kesulitan yang dialami beberapa guru terkait dengan kiprahnya di sekolah dan lingkungan.Â
Banyak guru yang merasa belum memiliki kiprah luar biasa untuk dituliskan. Padahal sejatinya setiap guru adalah luar biasa dengan segala kiprahnya selama mengabdikan diri. Kecil menurut pribadi guru belum tentu bagi orang lain.Â
Sebenarnya tidak harus kiprah yang muluk-muluk. Kiprah sederhana, tetapi bermakna saja layak untuk dituliskan. Artinya merasa belum memiliki kiprah sebenarnya hanyalah alasan semata.Â
Tidak sampai di situ saja. Beratnya langkah menjadi guru penggerak terus berlanjut. Kali ini harus menghadapi seleksi tahap berikutnya. Pada tahap ini, pendaftar program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) akan menghadapi tes simulasi mengajar dan wawancara.Â
Di sinilah akan terlihat kualitas guru dalam melakukan proses pembelajaran. Selain itu juha kejujuran dalam menjawab pertanyaan. Seringkali guru merasa di bawah tekanan, sehingga gagal fokus dengan pertanyaan yang diajukan. Kadang guru juga memberikan jawaban jauh dari esai yang dituliskan.Â
Beratnya langkah bukan hanya tahap pendaftaran saja. Melainkan juga saat mengikuti pendidikan. Banyak hambatan selama proses yang dijalaninya.Â
Oleh karena itu, membutuhkan komitmen kuat untuk memulai dan menyelesaikan pendidikan. Durasi panjang pendidikan hingga 6 atau 9 tentu melelahkan.Â