Mohon tunggu...
Sudomo
Sudomo Mohon Tunggu... Guru - Guru Penggerak Lombok Barat

Trainer Literasi Digital | Ketua Komunitas Guru Penggerak Lombok Barat | Duta Teknologi Kemendikbudristek 2023 | Penulis Buku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Euforia Guru Penggerak, Lebai!

5 Februari 2023   00:05 Diperbarui: 5 Februari 2023   00:04 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi buku (Dokumentasi pribadi menggunakan Canva) 

Menjadi lebih tahu bukan berarti bebas merendahkan rekan sejawat yang belum paham. Justru seharusnya guru penggerak menjadi motor agar sejawat juga memahami apa yang mereka pahami. Guru penggerak haruslah menjadi penuntun rekan sejawat untuk sama-sama menjadi lebih baik. 

Lalu, bagaimana mengelola euforia agar tidak kebablasan? 

Sebagai penerapan nilai guru penggerak, kreatif, pastilah mereka punya ide lebih baik. Ide itu tentu jauh lebih baik dari sekadar membatasi diri hanya bergaul dengan sesama guru penggerak. 

Beberapa ide yang dapat diimplementasikan dalam pengelolaan euforia ini terkait dengan upaya memahami pengendalian diri, kepedulian diri, dan eksistensi diri. Ketiga hal tersebut merupakan kunci menumbuhkan diri menjadi lebih baik lagi. 

Pertama, pengendalian diri. 

Hal ini terkait erat dengan kesadaran diri untuk mempertahankan hal-hal baik dari pengaruh sebuah keberhasilan. Pengendalian diri diperlukan agar guru penggerak bisa mengontrol apa yang diperbuatnya. Pengendalian diri yang baik akan membuat guru penggerak tidak gampang terpengaruh untuk mengekspresikan diri secara berlebihan. 

Upaya ini bisa dilakukan dengan terus-menerus meyakinkan diri bahwa keberhasilan yang dicapai semata-mata hanyalah amanah. Selain itu, juga menahan diri untuk tidak terlalu menonjolkan diri. Bagaimanapun juga guru penggerak dengan rekan sejawat adalah teman belajar. 

Kedua, kepedulian diri. 

Hal ini penting. Sebab adanya kepedulian diri akan menumbuhkan keinginan terus berbagi. Kepedulian diri ini akan membawa seorang guru penggerak bisa selalu ingin lebih baik lagi. 

Guru penggerak yang memiliki kepedulian diri pasti menginginkan rekan sejawat bisa lebih baik dari dirinya. Pada akhirnya dengan kepedulian diri yang dimiliki, seorang guru penggerak akan peka terhadap hal-hal yang harus diubah di ekosistem sekolahnya. 

Ketiga, eksistensi diri. 

Memahami eksistensi diri sebagai guru penggerak akan menumbuhkan kepercayaan diri. Kepercayaan diri ini perlu dikembangkan. Sebab bagaimana orang lain akan percaya jika diri sendiri tidak percaya diri bisa melakukan perubahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun