Mohon tunggu...
Sudomo
Sudomo Mohon Tunggu... Guru - Guru Penggerak Lombok Barat

Trainer Literasi Digital | Ketua Komunitas Guru Penggerak Lombok Barat | Duta Teknologi Kemendikbudristek 2023 | Penulis Buku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

3 Kunci Sukses agar Layak Menjadi Guru Penggerak

23 Januari 2023   00:05 Diperbarui: 28 Januari 2023   08:00 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi guru penggerak itu memang tidak ringan. Namun, bukan berarti berat untuk dijalankan. Terlebih saat ini sedang menjadi pusat perhatian. Membutuhkan upaya-upaya dalam diri guru penggerak agar predikat layak memang pantas disematkan.

Hal ini perlu dilakukan agar tidak ada lagi pandangan miring terhadap guru penggerak dari berbagai kalangan. Guru penggerak tentu harus memberikan kontribusi nyata di lingkungan pendidikan. Terutama lingkungan terdekat, yaitu di kelas dalam proses pembelajaran. 

Hingga saat ini bisa jadi memang belum terlihat. Namanya perubahan tentu membutuhkan waktu yang bisa saja tidak singkat. Sebenarnya di kelas, guru penggerak telah berupaya keras mewujudkan murid yang bermartabat. 

Terlihat dari kreativitas guru penggerak dalam merancang proses pembelajaran yang mendukung tumbuh kembang murid menjadi hebat. Kenyataan di lapangan juga menunjukkan guru penggerak menerapkan nilai dan perannya dengan memberikan yang terbaik pada setiap yang diperbuat. 

Lantas, mengapa sepertinya semua itu tidak terlihat?

Di lapangan banyak beredar kabar guru penggerak dari sisi negatif saja. Sisi positif yang ada seperti hilang begitu saja. Sama sekali belum terdengar gaung guru penggerak di sekitar kita. 

Masih banyak pihak-pihak yang mempertanyakan kiprah guru penggerak dalam memajukan pendidikan di daerahnya. Tentu ini menjadi tugas besar guru penggerak ke depannya. Guru penggerak harus kreatif menemukan cara agar kiprahnya di sekolah menyebar luas ke masyarakat di sekitarnya. 

Apa yang guru penggerak harus perbuat? 

Salah satu nilai guru penggerak adalah kreatif. Nilai ini harus diterapkan untuk membendung arus informasi negatif. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah pendekatan dan koordinasi dengan kepala sekolah secara intensif. Hal ini penting untuk memberikan kesan positif. Pendekatan dan koordinasi ini dilakukan sebagai bentuk pelaporan kegiatan yang informatif. 

Bagi kepala sekolah pelaporan ini akan memberikan gambaran. Gambaran tersebut akan menjadi bekal saat sedang melakukan pertemuan. Terutama pertemuan di antara kepala sekolah yang rutin diselenggarakan. Pada pertemuan tersebut seringkali kepala sekolah berbagi tentang guru penggerak di sekolah beserta kiprah yang dilakukan. 

Selain itu, dengan pelaporan kepada kepala sekolah akan memungkinkan kiprah guru penggerak terlihat oleh atasan. Hal ini karena kepala sekolah memiliki kesempatan lebih luas untuk berinteraksi dengan pimpinan. 

Cerita-cerita baik ini akan terus berkembang secara berkesinambungan. Pada akhirnya predikat guru penggerak yang layak pun pantas disandangkan. 

Bagaimana kunci sukses agar layak menjadi guru penggerak? 

Bagi sebagian besar guru penggerak, komentar miring tidak untuk diambil hati, tetapi cukup dengan memberikan bukti. Tidak salah memang hal seperti ini. Bukti-bukti itu berupa aksi nyata yang sangat berarti. 

Namun, kadang kita tidak sadar bahwa bukti saja tidak cukup sebagai antisipasi. Membutuhkan cara lain agar bukti nyata sebagai praktik baik itu benar-benar dipahami. 

Tidak ada salahnya guru penggerak senantiasa berbagi praktik baik melalui dunia maya yang sedang tren saat ini. Tujuannya tentu bukan untuk pamer, melainkan berupaya menginspirasi. 

Upaya menginspirasi merupakan salah satu kunci agar layak menjadi guru penggerak. Berikut selengkapnya kunci sukses agar layak disebut guru penggerak. 

Pertama, tergerak. 

Kunci pertama ini berasal dari dalam diri guru penggerak. Seorang guru penggerak haruslah selalu tergerak. Dalam artian memiliki niat dan kemauan diri untuk terus melakukan perubahan melalui belajar dan berbagi. 

Keduanya merupakan jaminan bagi guru penggerak dalam menumbuhkan motivasi diri. Adanya motivasi secara intrinsik ini membuat seorang guru penggerak selalu memiliki kegelisahan mengubah kondisi yang menurutnya kurang ideal dalam dunia pendidikan. 

Khususnya dalam proses pembelajaran. Termasuk  mengelola aset yang ada di sekolah. Hal ini berkaitan dengan nilai mandiri, kreatif, dan inovatif. 

Kedua, bergerak. 

Berangkat dari motivasi melakukan perubahan, guru penggerak harus terus bergerak. Guru penggerak akan memanfaatkan kegelisahannya sebagai dadar melakukan perubahan.

Bukan saja perubahan pada diri, melainkan juga kelas dan sekolah. Guru penggerak bisa bergerak melalui aksi nyata. Selain itu, juga aktif terlibat dalam komunitas belajar yang ada. 

Aksi nyata yang dilakukan berupa praktik baik proses pembelajaran atau pelaksanaan program. Bergerak bagi guru penggerak tidak saja di lingkup sekolah, tetapi juga lingkungan sekitar. Bukan saja di dunia nyata, melainkan juga dunia maya. 

Ketiga, menggerakkan. 

Menggerakkan merupakan salah satu peran yang diemban guru penggerak. Dengan terus menggerakkan ekosistem sekolah ke arah yang lebih baik, tentu akan membuat seseorang layak menjadi guru penggerak. 

Menggerakkan bukan saja ditujukan kepada rekan sejawat, melainkan juga murid. Menggerakkan rekan sejawat bisa dilakukan melalui kolaborasi dengan sejawat dalam komunitas belajar. Kolaborasi ini perlahan-lahan akan membuat sejawat juga ikut tergerak dan bergerak. 

Sementara menggerakkan murid dapat dilakukan dengan menginisiasi program kepemimpinan murid. Adanya program kepemimpinan murid akan melahirkan murid penggerak dalam organisasi penggerak OSIS. 

Demikian tiga kunci sukses seseorang layak disebut sebagai guru penggerak. Semoga menginspirasi guru-guru di Indonesia, baik yang mengikuti pendidikan guru penggerak ataupun tidak. 

Salam Bloger Penggerak

Sudomo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun