Namun, bisa jadi tanpa sepengetahuan guru perilaku tersebut ditunjukkan oleh murid saat berada di lingkungan keluarga dan masyarakat.Â
Sebelum kedua konten tersebut viral, masih ada lagi konten viral lainnya, yaitu hadirnya Dilan Cepmek. Keviralan ini bahkan masih bertahan hingga sekarang. Bukan saja dalam pergaulan sehari-hari murid di rumah, tetapi juga di sekolah.Â
Ucapan Dilan Cepmek "Kamu nanyea?" begitu hits. Setiap ada pertanyaan ditujukan, seorang murid balik bertanya seperti halnya Dilan Cepmek.Â
Jika situasinya bercanda, hal ini tidak akan berpengaruh apa-apa. Namun, akan berbeda cerita saat berada dalam situasi yang serius.Â
Dalam situasi serius, pertanyaan ala Dilan Cepmek sungguh meresahkan. Ada kesan 'meremehkan' dalam pertanyaan ala Dilan. Situasi yang serius bukannya cair justru akan menjadi hal yang runyam.Â
Hal ini karena pertanyaan tersebut mengundang ketersinggungan bagi pihak yang bertanya. Jika tidak diselesaikan baik-baik tentu akan berpotensi terjadinya konflik serius.Â
Lantas, bagaimana dengan perilaku murid di sekolah saat menirukan konten viral Dilan Cepmek ini?Â
Tidak jarang murid melontarkan pertanyaan ala Dilan Cepmek kepada teman lainnya. Baik itu di luar maupun saat proses pembelajaran. Dampak yang terjadi berdasarkan pengalaman penulis adalah adanya sedikit ketersinggungan dari teman lain yang bertanya.Â
Sebagian murid merespons pertanyaan tersebut secara spontan dengan kata-kata kotor. Tentu jika ini berlarut-larut akan berdampak kurang baik terhadap perkembangan karakter mereka.Â
Bukan kepada temannya saja murid bertanya. Mereka terkadang menceletuk ala Dilan Cepmek saat guru bertanya di kelas. Jika dibiarkan dikhawatirkan hal ini akan menjadi kebiasaan buruk.