"Waduh! Banyak banget ini! Mana sempat coba?!"
Bukan hal yang asing lagi. Keluhan sepert itu dan sejenisnya seringkali terdengar. Dulu. Iya. Dulu, hampir dua bulan yang lalu. Saat Kurikulum 2013 baru saja diterapkan untuk kelas VII dan VIII SMP. Bukan sering mendengar, saya sendiri juga pernah mengeluhkan hal yang sama. Pasalnya saya masih belum memahami sepenuhnya sistem penilaian dalam Kurikulum 2013. Hingga akhirnya, setelah mendapat informasi dari teman yang sudah mengikuti pelatihan dalam rumpun pelajaran yang sama, pikiran saya sedikit demi sedikit terbuka.
Pengertian Penilaian
Penilaian dalam proses pembelajaran sendiri merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mengetahui potensi, perkembangan, dan upaya penanganan terhadap peserta didik. Fungsi penilaian bukan saja untuk mengetahui hasil sebuah proses pembelajaran, tetapi juga sekaligus sebagai acuan untuk menentukan penanganan peserta didik yang bermasalah. Bukan saja dalam materi pelajaran, tetapi juga meliputi sikap dan keterampilan. Ketiga aspek tersebut sangat terkait. Masing-masing tidak bisa berdiri sendiri. Ketiganya bersinergi dalam membentuk keberhasilan sebuah proses pembelajaran.
Selama ini, guru melakukan telah melakukan penilaian sesuai dengan panduan penilaian yang ada. Namun, ada beberapa penilaian guru yang kadang bersifat subjektif. Ada kejadian penilaian hanya dilakukan dengan dasar tingkat kerajinan peserta didik dalam mengikuti pelajaran, sehingga kadang melupakan peserta didik yang malas. Padahal sejatinya peserta didik memiliki hak sama untuk mendapatkan bimbingan agar bisa lebih baik. Penilaian subjektif tersebut berakibat penilaian yang dilakukan selama dan setelah proses pembelajaran menjadi kurang valid.
Sistem Penilaian Kurikulum 2013
Dalam kurikulum 2013, sistem penilaian yang digunakan mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Tidak berbeda jauh dengan kurikulum sebelum-sebelumnya. Namun ada yang berbeda di dalamnya. Pada kurikulum 2013, penilaian peserta didik lebih detail lagi. Hal ini tampak dari penambahan jam belajar yang membuat guru bisa lebih leluasa dan valid dalam melakukan penilaian. Hal yang membedakan dalam sistem penilaian dalam kurikulum 2013 adalah penilaian bukan monopoli guru saja. Dalam kurikulum ini juga dikenal penilaian diri yang dilakukan oleh peserta didik. Peserta didik dengan dibekali nilai kejujuran akan melakukan penilaian terhadap sesama dan juga dirinya sendiri. Hal ini tentu akan membuat peserta didik semakin terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
[caption id="attachment_327751" align="aligncenter" width="300" caption="Penilaian Diri Peserta Didik (Sumber: Buku Pegangan Guru IPA Kelas VIII)"][/caption]
Format Penilaian
Format penilaian yang ada dalam kurikulum 2013 secara garis besarnya sama untuk setiap mata pelajaran. Perbedaannya terletak pada aspek-aspek yang dinilai terkait materi yang sedang diajarkan. Secara garis besar, format penilaian dalam kurikulum 2013 memuat instrumen penilaian yang berisi tentang Observasi, Penilaian Antarteman, Diri Sendiri, dan Jurnal. Instrumen penilaian observasi merupakan bagian dari aspek sikap. Banyak sikap yang dinilai dalam penilaian observasi ini. Di antaranya, yaitu spiritual, jujur, disiplin, dll. Pada Penilaian Antarteman, peserta didik dibimbing untuk bisa lebih peka terhadap perilaku teman-temannya pada saat proses pembelajaran berlangsung. Penilaian Diri Sendiri pun sebenarnya tidak jauh berbeda. Dalam penilaian ini, peserta didik diajak untuk lebih mengenal dirinya sendiri. Melalui kejujuran, peserta didik bisa memahami kekurangan dan kelebihan dirinya sendiri setelah mengikuti sebuah proses pembelajaran. Sedangkan instrumen penilaian berupa jurnal digunakan oleh guru untuk mencatat semua aktivitas masing-masing peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran.
[caption id="attachment_327752" align="aligncenter" width="300" caption="Lembar Observasi (Sumber: Buku Pegangan Guru IPA Kelas VIII)"]
Hal ini tentunya sangat positif. Guru bisa lebih mudah mendeteksi kebutuhan peserta didiknya untuk dicarikan solusi yang tepat dalam penanganannya. Nilai lebih dari penilaian dalam kurikulum 2013 yaitu pelibatan orang tua. Dengan menggunakan format yang sudah ada, guru bisa lebih komunikatif dengan orang tua untuk bersama-sama menemukan cara mengatasi hambatan yang dialami peserta didik dalam proses pembelajaran.
[caption id="attachment_327748" align="aligncenter" width="300" caption="Penilaian Observasi (Sumber: Buku Pegangan Guru IPA Kelas VIII)"]
Manfaat Penilaian Bagi Peserta Didik dan Guru
Model penilaian secara menyeluruh seperti ini membuat peserta didik bisa mendapatkan penanganan masalah secara dini dari guru dan orang tua. Sedangkan bagi guru, penilaian seperti ini akan memudahkan dalam menemukan upaya yang tepat penanganan bagi peserta didik.
[caption id="attachment_327749" align="aligncenter" width="300" caption="Contoh Lembar Monitoring Peserta Didik (Sumber: Buku Pegangan Guru IPA Kelas VIII)"]
- mo -
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H