Lebih detail Muh. Ilyas juga menjelaskan tentang bagaimana limbah sawit yang dapat diolah menjadi pakan ternak, ide pemanfaatan limbah sawit untuk pakan ternak sudah lama namun baru terealisasi pada tahun 2009,.
Menurutnya, pengelolahan pakan tersebut didukung oleh 2 unit mesin pencincang pelepah sawit, masing masing bertype G5 dengan total prosuksi serbak pelepah sawit 750 kg perjam dan type G6 dengan produksi serbuk pelepah sawit sebesar 1500 kg/jam.
Olahan serbuk ini kemudian dipermentasi untuk menambah kandungan vitamin, protein dan karbonhidrat dengan campuran cincangan pelepah sawit, bungkul inti sawit, dedak sagu, dan molases yang ingklup dalam pakan, kata Muh. Ilyas kepada para petani Mateng.
Selain pembuatan pakan ternak, ditempat itu pula dikembangkan juga pengelolahan kotoran ternak sapi yang di budidaya di Puslit kelapa sawit tersebut, pengelolahan kotoran tersebut menghasilkan pupuk padat dan cair untuk tanaman sawit, Program integrasi lain dari kotoran ternak tersebut Kata Ilyas adalah produksi Bio Gas yang dapat menopang suplai Gas untuk memasak dan penerangan.
Dirinya dan 20 Karyawan di Puslit kelapa sawit tersebut sejak tahun 2012 tidak pernah lagi membeli gas konvesional, "Kami tidak pernah mengetahui berapa harga gas di pasaran karena sejak tahun 2012 hasil olahan ternak ini menjadi bio gas sebagai penopang utama untuk melakukan kegiatan memasak setiap hari serta untu keperluan lainnya" Kata Ilyas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H