Mohon tunggu...
Sudiono
Sudiono Mohon Tunggu... Lainnya - I Owner Vpareto Travel Indonesia I Konsultan Ausbildung I https://play.google.com/store/apps/details?id=com.NEWVPARETOTOURNTRAVEL.android&pli=1

Pemerhati Masyarakat, Field study : Lychee des metiers des sciences et de I'industrie Robert Schuman, Le Havre (2013). Echange France-Indonesie visite d'etudes des provisieur - Scolaire Descrates Maupassant Lychee de Fecamp. Lycee Louis Modeste Leroy, Evreux (2014), Lycee Professional Jean Rostand, Rouen (2014), Asean Culinary Academy, Kuala Lumpur (2012). Departement of Skills Development Ministry of Human Resources Malaysia (2013). Seoul Technical High School (STHS) 2012. Jeju Self Governing School (2012), Assesor BNSP Marketting (2016), Assesor Akreditasi S/M (2015), Pelatihan CEC Coach Wiranesia (2022), pemilik Vpareto travel Indonesia,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Historia: Rempah-rempah, Pintu Awal Bencana Nusantara

17 Agustus 2020   22:31 Diperbarui: 19 Agustus 2020   03:53 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan panjang ribuan kilometer dan tak selalu berjalan lancar dan aman karena sepanjang perjalanan tidak sedikit gangguan alam yang ganas, perampok yang berujung kematian.

Akibatnya harga rempah-rempah seperti Cengkeh dan Pala terutama Lada.

Harganya saat itu dalam takaran tertentu mengalahkan harga emas. Rempah-rempah sebagai komoditas perdagangan kelas wahid dan sangat menguntungkan untuk diperjualbelikan.

Kelanjutan mengkonsumsi rempah-rempah nusantara sebagai bahan masakan di Eropa yang semula konsumsi para Raja dan Kaisar serta golongan bangsawan. Kini menjadi konsumsi masyarakat Eropa, mereka menjadi pecandu baru rempah-rempah.

Di Pasar-pasar Eropa baik di Belanda, Italia dan Jerman saat itu rempah-rempah dicari dan dibeli dengan harga mahal mereka tak peduli.

Ada stok rempah-rempah saja harganya selangit apalagi jika stok di gudang kosong. Spekulan dagang benar-benar menikmati surplus keuntungan yang sangat besar.

Pesta dan dansa-dansi yang diadakan oleh masyarakat Eropa tanpa soup berbumbu rempah-rempah terasa kurang lengkap. 

Masakan dengan bumbu rempah-rempah sekejap menjadi makanan favourite. Meningkatnya permintaan rempah-rempah yang kian tinggi dan kalkulasi keuntungan besar bakal diraih jika mampu menemukan sumber rempah-rempah itu berada.

Penjelajahan samudera yang mulai berkembang dengan diketemukan navigasi pelayaran oleh bangsa Eropa semakin memperpendek jarak antara Benua Eropa dan sumber rempah-rempah yang ada di Bumi Nusantara.

Namun, sekali lagi tidak mudah untuk menemukan berasal dari mana rempah-rempah itu. 

Ekspedisi dan pelayaran banyak dilakukan demi rempah-rempah dan tak sedikit mereka yang berbekal nekat Kapal - kapal mereka nyasar, Karam dan tenggelam dihantam badai ditengah perjalanan. Sungguh mahal harga yang harus dibayar oleh para penjelajah samudera sebab taruhannya kematian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun