Ada pakar yang berteori sebab Faktor cuaca dingin ekstrem yang menyebabkan persediaan makanan menipis dibelahan utara.
Mereka tak ingin menyerah pada situasi lingkungan dan berupaya mempertahankan hidup dengan semaksimal mungkin (survival life).
Instink manusia yang ingin bertahan hidup dari lingkungan dingin membawa mereka menjejakkan kaki di Kepulauan Nusantara.Â
Cuaca dibelahan selatan yang beriklim lebih hangat bisa saja menjadi pilihan akhir mengapa mereka kaum Proto dan Deutero melayu ketimbang tinggal di bagian utara yang dingin.
Garis besar keturunan Proto Malayu bisa kita lihat ciri-cirinya ada pada Suku Batak (Sunatera bagian Utara) dan Suku Toraja (Sulawesi Bagian Selatan).
Sedangkan Deutero Malayu cikal bakal suku Jawa kemudian sesudahnya.Â
Nusantara sejak lama sudah terkenal akan kesuburannya. Hasil bumi dan alam melimpah ruah melebihi kebutuhan penduduk yang mendiaminya.Â
Berbagai jenis tumbuhan, pohon dan tanaman tumbuh begitu saja tanpa di tanam. Kemampuan nenek moyang nusantara dalam mengolah hasil kekayaan nusantara ini tidak bisa di anggap enteng.
Mereka belajar bagaimana memanfaatkan tumbuhan, tanaman, kulit pohon, buah, daun, ranting dan akar yang ada dalam lingkungan sekitar mereka. Supaya, bisa bermanfaat bukan saja sebagai konsumsi sehari-hari yang dapat mereka makan.
Lain dari itu mereka belajar bahwa ada jenis tanaman tertentu bisa memberikan manfaat dan kegunaan lain selain dikonsumsi.Â
Dari berbagai jenis tanaman yang bisa dikonsumsi sehari-hari oleh penduduk awal nusantara, pola kebiasaan mencampur jenis tanaman tertentu dalam satu hidangan merupakan unsur perasa atau beraroma kuat, sekaigus inilah yang kemudian memunculkan istilah Rempah-rempah.