Mohon tunggu...
Sudiono
Sudiono Mohon Tunggu... Lainnya - I Owner Vpareto Travel Indonesia I Konsultan Ausbildung I https://play.google.com/store/apps/details?id=com.NEWVPARETOTOURNTRAVEL.android&pli=1

Pemerhati Masyarakat, Field study : Lychee des metiers des sciences et de I'industrie Robert Schuman, Le Havre (2013). Echange France-Indonesie visite d'etudes des provisieur - Scolaire Descrates Maupassant Lychee de Fecamp. Lycee Louis Modeste Leroy, Evreux (2014), Lycee Professional Jean Rostand, Rouen (2014), Asean Culinary Academy, Kuala Lumpur (2012). Departement of Skills Development Ministry of Human Resources Malaysia (2013). Seoul Technical High School (STHS) 2012. Jeju Self Governing School (2012), Assesor BNSP Marketting (2016), Assesor Akreditasi S/M (2015), Pelatihan CEC Coach Wiranesia (2022), pemilik Vpareto travel Indonesia,

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Crime Note: "Koboi Kota"

14 Agustus 2020   17:49 Diperbarui: 15 Agustus 2020   04:12 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Laken (Dok.Pribadi)

Kedua, masuknya senjata api liar mengindikasikan bahwa ada pasokan dari luar negeri ke dalam teritori Negara kita dengan cara diselundupkan. 

Apakah ada permintaan tinggi terhadap senjata api di dalam negeri terkait rasa aman masyarakat sekarang? Ataukah ada organisasi terlarang semacam mafia yang memang memiliki memiliki jaringan di dalam dan luar negeri hanya khusus berbisnis illegal senjata api? Seolah ini memberi petunjuk bahwa aparat harus mulai benar-benar fokus pada kasus senjata api liar.

Ketiga, secara teoritis kepemilikan senjata api adalah datang dari masyarakat menengah ke atas. Kelompok yang secara finansial memiliki kecukupan uang jadi manakala semua kebutuhan dasar manusia sudah terpenuhi mulai sandang, pangan dan papan maka kebutuhan yang tak kalah penting yaitu aktualisasi diri. 

Aktualisasi diri dimaksud adalah ingin berbeda dengan kebanyakan orang atau masyarakat pada umumnya. Apakah aktualisasi diri dengan mempersenjatai diri dengan senjata api bagian hidup masyarakat kota seperti Jakarta ini? Jangan keliru lho bahwa masyarakat ibukota termasuk golongan menengah jumlahnya cukup banyak.

Keempat, secara teoritis orang yang menggunakan senjata dan melakukan tepat sasaran saat menembak. Saya percaya mereka datang dari kelompok terlatih, terbiasa dan rutin mengikuti training atau kursus menembak. 

Mungkin, pihak kepolisian bisa menggunakan cara keempat ini. Kelompok yang mahir menggunakan senjata api sudah pasti pihak kepolisian tahu dimana dan kapan mereka berlatih. Kekhawatiran bisa saja mereka yang terlatih menembak mengadakan re-training kepada oknum-oknum lainnya yang kemudian melanggar penggunaan senjata.

PENUTUP
Abad ke-21 adalah abad persaingan hidup, untuk hidup di abad persaingan butuh keahlian (skill) mereka yang tidak memiliki skill pasti akan tersingkir. Secara manusiawi mereka sama dengan manusia lainnya memerlukan sesuatu untuk menunjang kehidupan keluarga mereka sehari-hari. 

Menjadi kaum tertindas atau ditindas oleh persaingan ini yang harus diantisipasi oleh pemerintah dan jangan lagi ada manusia Indonesia yang merasa hidup terlahir sia-sia dan berperilaku menjadi kelompok kriminal. "Kasus Koboi Kota" adalah dampak penanganan kesejahteraan sosial yang belum dinikmati oleh masyarakat kita. Dirgahayu HUT RI ke-75. Wallahu' alam bis'sawab. (14/8/2020)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun