Mohon tunggu...
Sudi Pratikno
Sudi Pratikno Mohon Tunggu... Penulis - Menghijaulah bersama tanah Indonesia

Kan ku dayung perahu kertasku sampai jauh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Toxic Attitude" dalam Diri Sendiri

28 Mei 2019   07:06 Diperbarui: 29 Mei 2019   06:31 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nafsu jika dibiarkan terus berkembang tanpa adanya controling dari hati dan akal, maka akan merajalela seperti sifat-sifat keji, jelek, contohnya merampok, memperkosa, dan sebagainya. Akal yang dibiarkan terus berkembang tanpa kendali nafsu muthmainnah dan hati nurani, maka berkembangan menjadi atheis yang menuhankan logika sebagai sumber kebenaran. Orang yang hidup semacam ini, jalannya akan ketabrak-tabrak dengan berbagai hal.

Hati yang dibiarkan berkembang, dia juga akan memunculkan sifat tama', sifat pasrah berlebihan, putus asa. Contohnya orang yang wiridan terus-menerus, tidak peduli lingkungan, yang dipedulikan adalah hatinya bersih, ini juga contoh sikap yang kurang baik. Karena orang yang wiridan terus-menerus tanpa bekerja, dia tidak dapat menghidupi keluarganya. Karena orang hidup butuh uang, uang diperoleh dari kerja.

 Wiridan adalah wasilah, ikhtiar manusia bukan berarti wiridan terus tanpa henti tapi tidak bekerja dan berharap akan memunculkan uang. Para kyai yang dapat menjadikan daun mangga menjadi uang, itu bukan usaha, tapi karomah, kemakrifatan, keistimewaan dari Allah kepada waliyulloh. 

Mereka tujuan utama bukan uang, tapi taqorrub kepada sang maha kekal. Orientasi uang adalah orientasi cekak, terbatas, dan fana. Carilah yang kekal, dekatkan dirimu pada yang kekal. Perihal kyai mendapatkan karomah dapat menjadikan daun mangga menjadi uang itu adalah efek samping dari kedekatan beliau pada Allah. 

Kembali pada hati, oleh sebab itu hati yang baik adalah hati yang senantiasa dilatih, disinari dengan nur yang bersih dan bersinar, hati yang tidak mengejar sesuatu yang terbatas dan sementara. Hati yang selalu ingin dekat dengan sang kholiq.

Beberapa pengantar tersebut dirasa cukup untuk masuk pada pembahasan toxic attitude. Barangkali istilah 'toxic attitude' sangat jarang dan mungkin bagi sebagian orang dirasa 'sangat aneh'. 

Toxic adalah racun, sedangkan attitude adalah sikap atau perilaku. Toxic attitude adalah perilaku buruk yang berdampak pada seluruh badan manusia, yang kemudian mempengaruhi perilaku sehari-hari. 

Dalam bahasa medis, toxic dapat diusir dengan vaksin. Nah, vaksin dalam pembahasan ini dapat berarti sikap-sikap untuk mengobati toxic itu saat muncul, contoh yang paling umum adalah dengan berdzikir, beramal sholih, berikhtiar maksimal, dan bertawakkal.

Cara lainnya, yakni dengan melakukan riyadhoh atau tirakat. Silahkan Anda menirakati badan Anda semampunya seperti yang telah dicontohkan oleh kiyai-kyai kita terdahulu. Riyadhoh atau tirakat adalah usaha mengecilkan nafsu hewani, nafsu lawwamah, menuju ke dalam nafsu robbani dan nafsu muthmainnah. Banyak tirakat yang telah dilakukan oleh banyak kyai di Indonesia yang notabene diluar nalar. 

Contohnya salah seorang santri di Pondok Pesantren Suryalaya meminum arak secara terus menerus. Karena si santri ini kencanduan dan badannya tidak normal lagi. 

Maka subhanalloh, di akhir masa tirakatnya itu malah si santri ini menjadi sembuh. Tirakat atau riyadhoh mengharuskan seseorang harus kuat syariatnya dulu dan harus dengan bimbingan seorang guru, karena apabila tidak, maka dikhawatirkan tirakatnya malah kemana-mana. Nafsu jelek tersebut adalah semata-mata musuh kita, dan salah satu kiat yang dapat melemahkannya yakni dengan tirakat atau riyadhoh, berdzikir, puasa dan lain-lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun