Penulis pernah ditanya apakah agama Buddha mengenal surga dan neraka? Saat itu ku jawab, "Lha kata surga dan neraka aja berasal dari agama Buddha dan Hindu, terutama agama Buddha yang lebih banyak menggunakan kata ini dalam kitab sucinya Tipitaka Pali maupun Tripitaka Sansekerta". Kok bisa jawab teman saya itu. Karena memang saya lihat dia betul-betul pingin tau..ya aku jelaskan panjang lebar saat itu.
Kata "surga" dan "neraka"Â yang digunakan dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Pali & Sanskerta. Â Kata surga berasal dari kata "sagga" (Pali) / "svarga" (Sanskerta) yang berarti "alam para dewa", sedangkan kata neraka berasal dari kata "naraka/niraya" (pali) / "neraka/niraya" (Sanskerta) yang berarti "tanpa kebahagiaan".
Dalam kosmologi agama Buddha dalam setiap 1 sistem alam semesta terdapat 31 alam kehidupan yang secara garis besar alam kehidupan dibagi menjadi 3 yaitu : A) Karmadhatu/Karmaloka;  B) Rupadhatu/Rupaloka;   dan   C) Arupadhatu/Arupaloka.
A)Â Kammadhatu
Merupakan alam yang makhluknya masih diliputi oleh napsu duniawi, Kammadhatu terbagi dalam 2 alam dalam garis besarnya yaitu : 1). Alam Dugati (alam-alam menyedihkan) dan 2). Alam Sugati (alam-alam menyenangkan).
1). Â Alam Dugati
("du" = jahat, buruk, sengsara ; "gati" = pergi, menuju ke) merupakan alam-alam menyedihkan, sering disebut juga dengan alam Apayabhumi ("apaya" = tanpa kebajikan, kemerosotan ; "bhumi" = tempat berpijak, alam yang memiliki kehidupan) terdapat 4 alam dugati, yaitu :
1.1.  Naraka / Niraya ("naraka" = menyedihkan / "nir" = tiada ; "aya" = kebajikan)
Yaitu alam yeng menyedihkan, penuh dengan kesengsaraan, tiada kebahagiaan sesaat pun disana. Mereka yang tidak memiliki kebajikan akan terlahir di alam ini. Neraka Terbagi dalam 2 alam, yakni Hina-naraka dan Maha-naraka yang masing-masing terdiri dari 8 tingkat, yaitu :
-) Hina-naraka (neraka kecil)
1)Â Angarakasu-naraka (neraka yang dipenuhi oleh bara api)