rhetsa, acanthopodium). http://www.uni-grat.at. (Diakses 19 Desember 2020).
Khairunnisyah A. Y (2018). Utilization  Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) For Producing  Plant  Essential  Oils. Jurnal Kultivasi Vol. 17 (1).Department of Crop Science, Padjadjaran University
Nychas, G.J.E., C.C. Tassou. (2000). Traditional Preservatives-Oils and Spices. Di dalam Robinson R.K., Batt C.A., Patel P.D., Editor.Encyclopedia of food microbiology I.Academic Press London
Meutia, Y. R., Wardayanie, N. I., Rienoviar, Mahardini, T., & Wirawan, I. (2015). Pengaruh suhu dan waktu maserasi terhadap komponen volatil yang terlibat pada ekstraksi Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC). Journal of Agro-based Industry , 9-15 Vol. 32 No. 1.
 Parhusip, A.J.N.( 2006). Kajian  Mekanisme  Antibakteri Ekstrak  Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) Terhadap  Bakteri  Patogen Pangan. Sekolah  Pascasarjana  Institut  Pertanian  Bogor. Bogor
Siregar, B.L. (2003). Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) di Sumatera Utara: Deskripsi dan Perkecambahan. Hayati Vol. 10 No. 1: 38-40.
 Siswadi, I. 2002. Mempelajari Aktivitas Antimikroba Ekstrak Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) Terhadap Mikroba Patogen Perusak Makanan. .Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara. Medan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H